BRAVO13.ID, Samarinda - Suara riuh gemuruh puluhan ribu suporter di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, seolah menjadi saksi bisu dari malam yang penuh magis. Di bawah sorot lampu yang benderang, Timnas Indonesia tampil perkasa, bukan sekadar memenangkan pertandingan, melainkan mengukir dominasi total. Dalam laga FIFA Matchday melawan Chinese Taipei pada Jumat (5/9/2025), skuad Garuda asuhan Patrick Kluivert tak hanya meraih kemenangan 6-0, tetapi juga menggelar sebuah masterclass sepak bola yang memukau.
Sejak peluit awal ditiup, narasi pertandingan sudah jelas: ini adalah panggung milik Indonesia. Tim Garuda tidak membuang waktu. Bek tangguh Jordi Amat membuka keran gol di menit keempat, seakan memberi isyarat bahwa malam itu adalah pesta yang baru dimulai. Pesta gol berlanjut dengan gol bunuh diri dari pemain lawan, disusul oleh sepakan akurat Marc Klok dan Eliano Reijnders yang memastikan keunggulan telak 4-0 sebelum turun minum.
Paruh kedua pertandingan menjadi konfirmasi atas dominasi yang telah dibangun. Gol-gol indah dari Ramadhan Sananta dan Sandy Walsh melengkapi keunggulan menjadi setengah lusin gol. Momen-momen ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan dari sebuah tim yang bermain dengan penuh percaya diri dan kenyamanan. Para pemain Garuda seolah menari di atas lapangan, mengalirkan bola dengan presisi tinggi, dan menciptakan peluang demi peluang.
Statistik Bicara: Superioritas Tanpa Batas
Data pertandingan berbicara lebih lantang dari kata-kata. Malam itu, Chinese Taipei hanyalah tim tamu yang kebetulan berada di lapangan yang sama. Indonesia mencatat 69% penguasaan bola, seolah memonopoli setiap inci rumput stadion. Akurasi umpan mencapai 89%, sebuah angka yang menunjukkan betapa rapi dan terorganisirnya permainan yang dibangun Kluivert. Mereka berhasil melepaskan total 23 tembakan dan menciptakan 15 peluang, jauh melampaui lawan yang hanya mampu membuat tiga peluang.
Setiap gol yang tercipta adalah hasil dari keragaman serangan yang luar biasa. Gol datang dari lini belakang, tengah, hingga depan, menunjukkan bahwa ancaman Garuda bisa datang dari mana saja. Jordi Amat (bek), Marc Klok dan Eliano Reijnders (gelandang), Ramadhan Sananta (striker), serta Sandy Walsh (pemain sayap), semua berkontribusi dalam pesta gol tersebut. Kemenangan ini bukan hanya soal skor, melainkan sebuah pernyataan bahwa Indonesia kini memiliki standar bermain yang tinggi dan mampu membuat lawan kesulitan untuk keluar dari tekanan.
Meski demikian, ada satu detail kecil yang mungkin menjadi bahan evaluasi. Dari 23 tembakan yang dilepaskan, hanya 5 yang tepat sasaran. Angka ini mungkin menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, tetapi ketika 6 gol berhasil dilesakkan, itu juga menandakan efektivitas yang luar biasa.
Kemenangan telak di hadapan publik sendiri ini menjadi modal berharga bagi Timnas Indonesia. Dengan performa yang begitu meyakinkan, mereka kini menatap laga uji coba berikutnya melawan Lebanon, tiga hari berselang di tempat yang sama, dengan penuh optimisme dan kepercayaan diri. Malam di Gelora Bung Tomo menjadi pengingat bahwa sepak bola Indonesia sedang berada di jalur yang tepat, menuju puncak performa yang lebih tinggi. (*)