BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah derasnya arus digitalisasi, arsip sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, tanpa manajemen arsip yang baik, sejarah organisasi bisa saja hilang begitu saja. "Arsip bukan sekadar dokumen. Ia adalah bukti tanggung jawab organisasi terhadap masa kini dan masa depan," ujar Dewi Susanti, SE, MM, arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, membuka sesi Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) Bidang Kemahasiswaan Politeknik Negeri Samarinda di Hotel Haris Samarinda, pada Rabu pagi, 4 Desember 2024.
Dengan latar belakang tema "Membentuk Jiwa Pemimpin yang Profesional dan Bertanggung Jawab Dalam Berorganisasi di Era Milenial," Dewi memaparkan bahwa manajemen kearsipan adalah kunci menjaga stabilitas dan transparansi organisasi. Ia mengupas perbedaan arsip dinamis dan arsip statis, serta bagaimana kedua jenis arsip ini memiliki peranan yang saling melengkapi. Arsip dinamis berfungsi sebagai pendukung administrasi, sementara arsip statis adalah jejak sejarah untuk generasi mendatang.
Dewi juga menyoroti siklus hidup arsip yang mencakup pencatatan, pengendalian, penyimpanan, hingga pemusnahan. “Tanpa pengelolaan yang baik, organisasi rentan kehilangan identitasnya,” tegasnya.
Diskusi semakin hidup ketika Dewi memberikan contoh nyata pengelolaan arsip yang efisien di instansi pemerintah. Para peserta, yang kebanyakan adalah mahasiswa aktif di organisasi kampus, terlihat antusias menyerap ilmu baru tersebut.
Menutup paparannya, Dewi menekankan pentingnya membangun budaya kearsipan yang sistematis. "Arsip adalah investasi masa depan. Dengan pengelolaan yang baik, kita tidak hanya menjaga dokumen, tetapi juga warisan sejarah," pungkasnya. Pesan ini menggema kuat di benak peserta, memberi mereka pandangan baru tentang betapa pentingnya kearsipan bagi profesionalisme di era milenial. (adv)