BRAVO13.ID, Samarinda - Laga sengit di Liga Europa antara FC Twente dan Fenerbahce menghadirkan malam penuh drama di De Grolsch Veste, markas FC Twente, pada Jumat dini hari (4/10/2024). Pertandingan ini bukan hanya soal angka di papan skor, tapi juga menggambarkan pertemuan taktik dua pelatih ternama dan momen-momen kunci yang mengubah jalannya pertandingan.
Mees Hilgers, bek tengah yang kini menjadi pilar pertahanan FC Twente dan anggota baru Timnas Indonesia, tampil penuh selama 90 menit. Ini adalah pertandingan krusial baginya, bukan hanya karena lawan yang dihadapi, Fenerbahce asuhan Jose Mourinho, tetapi juga karena Liga Europa adalah panggung besar untuk menunjukkan kualitasnya di kancah Eropa. Hilgers, yang baru berusia 23 tahun, tampil disiplin sejak menit pertama dalam formasi 4-3-2-1 yang diusung pelatih Twente. Bersama Max Bruns, ia menjadi tembok kokoh di jantung pertahanan.
Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi. Fenerbahce yang dipimpin oleh gelandang energik Sofyan Amrabat mencoba menguasai lini tengah sejak awal, namun FC Twente tidak tinggal diam. Serangan balik cepat yang dirancang melalui sayap kanan membuahkan hasil di menit ke-28. Youri Regeer melepaskan umpan silang matang yang dengan sempurna disundul oleh Michel Vlap. Gol itu membawa Twente unggul 1-0, dan stadion seketika bergemuruh. Para pemain Twente merayakan gol dengan penuh euforia, namun mereka tahu bahwa laga belum selesai.
Babak kedua tidak kalah menegangkan. Mees Hilgers, yang tampil solid pada babak pertama, tetap menjadi andalan di lini belakang. Namun, pada menit ke-59, ia mendapat kartu kuning akibat pelanggarannya, sebuah momen yang menunjukkan betapa ketatnya laga ini. Fenerbahce, di bawah komando Mourinho yang dikenal dengan gaya permainan pragmatis, semakin menekan. Puncaknya terjadi di menit ke-71 saat umpan dari Sofyan Amrabat berhasil dikonversi menjadi gol oleh Dusan Tadic. Gol ini seperti tamparan bagi Twente yang sebelumnya nyaman unggul.
Setelah gol penyama kedudukan itu, pertandingan berubah semakin terbuka. Kedua tim saling serang, namun sayangnya tak ada gol tambahan yang tercipta hingga peluit akhir berbunyi. FC Twente harus puas dengan hasil imbang 1-1, meski mereka sempat berada di depan.
Bagi Mees Hilgers, malam itu adalah ujian besar. Statistiknya di laga ini mencatatkan tiga kali sapuan, satu intersep, satu tekel, dan memenangi empat dari delapan duel udara. Namun, angka-angka itu tidak sepenuhnya mencerminkan perannya yang vital di lapangan. Kehadirannya memberi rasa aman di lini belakang, meski harus menerima kenyataan bahwa timnya gagal menjaga keunggulan.
Sofascore memberi Hilgers nilai 6,6 atas penampilannya. Angka yang mungkin tidak spektakuler, namun dalam konteks laga ketat seperti ini, ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, terutama dalam menghadapi serangan balik cepat dari Fenerbahce.
Dengan hasil ini, kedua tim berbagi poin, namun yang tersisa di benak para pemain dan pendukung adalah atmosfer kompetitif yang terasa sepanjang 90 menit. Pertarungan ini tidak hanya soal hasil, melainkan juga tentang bagaimana kedua tim merespons tekanan dan bertahan di tengah situasi sulit. Hilgers, yang baru saja meraih status pemain internasional Indonesia, semakin mengokohkan reputasinya di Eropa. Pertandingan selanjutnya akan menjadi ujian lain bagi Twente, yang kini harus bersiap menghadapi lawan-lawan tangguh di ajang Liga Europa. (*)