BRAVO13.ID, Samarinda - Matahari mulai condong ke barat ketika kabar terbaru dari dua lembaga survei menghangatkan suasana politik Jakarta, kota yang dalam beberapa bulan ke depan akan memilih pemimpin baru. Survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia yang dirilis pada Sabtu, 28 September 2024, mencerminkan dinamika elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur (cawagub) yang semakin ketat. Seiring waktu, persaingan menuju kursi tertinggi di Balai Kota Jakarta semakin memanas.
LSI menggunakan metode survei multistage yang menghasilkan margin of error sebesar ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan sampel 1.200 orang yang dipilih secara acak dari seluruh kota administratif di Jakarta. Dalam survei ini, nama Ridwan Kamil (RK) kembali muncul sebagai sosok terkuat. Dengan pesona khasnya yang sudah dikenal dari kepemimpinannya di Jawa Barat, Ridwan Kamil meraih 53,9% dukungan, jauh di atas dua pesaingnya—Pramono Anung dengan 20,8% dan Dharma Pongrekun yang hanya mengumpulkan 3,3%.
Tidak berhenti di situ, LSI juga mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam kepada responden: "Jika pemilihan gubernur DKI Jakarta dilakukan hari ini, siapa pasangan calon yang akan Anda pilih?" Hasilnya, Ridwan Kamil dan pasangannya, Suswono, berhasil mempertahankan keunggulan dengan angka 51,8%. Pasangan Pramono Anung dan aktor senior Rano Karno mengejar di posisi kedua dengan 28,4%. Sementara itu, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, yang masih tergolong pendatang baru dalam kontestasi politik, hanya mampu mengumpulkan 3,2%.
Namun, di tengah angka-angka itu, ada fenomena menarik. Persentase pemilih yang memilih tidak ikut (golput) dan mereka yang tidak tahu atau tidak menjawab cukup signifikan—mencapai total 16,7%. Ini mengisyaratkan bahwa meski persaingan antara RK dan Pramono tampak ketat, masih ada ruang yang luas bagi perubahan arah dukungan pemilih hingga hari-H pemilihan.
Seolah tidak ingin ketinggalan, Poltracking Indonesia juga merilis hasil survei mereka pada hari yang sama. Lembaga ini, yang juga mengandalkan metode multistage random sampling, menemukan tren serupa—Ridwan Kamil-Suswono tetap unggul dengan elektabilitas 47,5%.
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR, mengungkapkan bahwa meski Ridwan Kamil berada di puncak survei, selisih antara pasangan RK-Suswono dan Pramono-Rano Karno masih bisa disebut kompetitif. Sebab, tak satu pun dari pasangan calon berhasil melewati angka psikologis 50 persen plus satu, yang biasanya menjadi indikator aman untuk memenangkan pemilihan. Pasangan Pramono Anung dan Rano Karno berada di posisi kedua dengan 31,5%, sementara Dharma Pongrekun-Kun Wardana tertinggal jauh di angka 5,1%.
Yang juga tak kalah menarik adalah hasil survei cawagub. Rano Karno, yang dikenal publik luas sebagai aktor kawakan, mengungguli Suswono dalam survei popularitas calon wakil gubernur. Di sini, Rano Karno mendapatkan 37,6% dukungan, sementara Suswono berada di posisi kedua dengan 27,6%. Meski begitu, baik di survei cawagub maupun cagub, kelompok responden yang tidak memberikan jawaban tetap menjadi kunci yang berpotensi mengubah peta politik di Jakarta.
Angka-angka ini, meskipun tampak jelas, masih menyisakan ketidakpastian. Pemilih Jakarta, yang dikenal dinamis dan sulit ditebak, bisa saja mengubah pilihan mereka dalam beberapa minggu terakhir menjelang pemilihan. Selisih yang dianggap tipis oleh Hanta Yuda adalah pengingat bahwa peta politik bisa berubah drastis, terutama jika kampanye berhasil menggerakkan kelompok undecided voters, yang hingga kini masih sangat besar.
Di tengah persaingan yang semakin sengit ini, satu hal yang pasti: Jakarta, dengan segala keragamannya, sedang bersiap menghadapi momen penting dalam sejarah politiknya. Pemilihan gubernur kali ini bukan hanya soal siapa yang akan memimpin, tapi juga tentang arah masa depan ibu kota negara. (*)