BRAVO13.ID, Samarinda - Senin, 23 September 2024, menjadi hari yang penuh harap dan degup di seluruh pelosok Indonesia. Di hari itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar salah satu ritual paling dinanti dalam tahapan Pilkada Serentak 2024: pengundian nomor urut pasangan calon kepala daerah. Sebanyak 38 provinsi, dari Aceh hingga Papua, kini telah resmi memiliki nomor urut untuk masing-masing kandidat gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung memperebutkan kursi pimpinan tertinggi di daerahnya.
Pengundian ini bukan sekadar formalitas belaka. Bagi para kandidat dan pendukungnya, nomor urut bukan hanya angka acak yang dipilih secara kebetulan. Setiap nomor memiliki makna tersendiri, harapan, dan strategi yang diusung. Banyak yang percaya bahwa nomor urut yang "baik" bisa membawa keberuntungan dalam perjalanan kampanye. Tak heran, momen ini kerap disambut dengan antusiasme luar biasa. Para calon, mulai dari politisi senior hingga wajah-wajah baru yang ingin memperjuangkan visi mereka untuk daerah, kini siap berlaga.
Di Aceh, pertarungan akan menyajikan persaingan antara dua pasangan yang sarat pengalaman: Bustami Hamzah bersama Fadhil Rahmi di nomor urut 1, menghadapi Muzakir Manaf dan Fadhullah yang mengantongi nomor urut 2. Masing-masing membawa harapan masyarakat Aceh yang merindukan perubahan dan perbaikan dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi dan infrastruktur yang kian mendesak.
Sementara itu, di Sumatera Utara, Pilgub 2024 menjadi ajang yang menarik perhatian besar. Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, berpasangan dengan Surya di nomor urut 1. Mereka akan menghadapi petahana Edy Rahmayadi yang didampingi Hasan Basri Sagala di nomor urut 2. Sumatera Utara diperkirakan menjadi medan magnet politik yang panas, mengingat latar belakang para kandidat yang sama-sama memiliki basis kuat di kalangan masyarakat.
Di DKI Jakarta, pusat pemerintahan dan ekonomi nasional, Pilgub kali ini tak kalah seru. Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat yang dikenal dengan pendekatan inovatif dan progresif, maju berpasangan dengan Suswono di nomor urut 1. Mereka akan bersaing ketat dengan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana di nomor urut 2, serta Pramono Anung yang menggandeng aktor dan mantan Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, di nomor urut 3. Pertarungan di ibu kota diprediksi menjadi sorotan nasional mengingat besarnya dampak politik dan ekonomi yang akan dihasilkan dari Pilgub DKI Jakarta.
Di Jawa Barat, empat pasangan calon turut ambil bagian dalam kompetisi sengit. Nama-nama besar seperti Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu turut bertarung dengan misi masing-masing. Sementara itu, di Jawa Timur, ketiga kandidat yang memiliki rekam jejak panjang di dunia politik, seperti Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini, akan saling berhadapan dengan visi pembangunan yang kuat untuk provinsi yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional ini.
Bergeser ke Indonesia bagian timur, di Papua, empat provinsi baru yang terbentuk dari pemekaran kini bersiap menyambut pemimpin baru. Masyarakat di Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Pegunungan, menyaksikan momen sejarah ketika untuk pertama kalinya mereka akan memilih gubernur yang akan membawa provinsi-provinsi ini menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.
Pengundian nomor urut ini menjadi pembuka dari kampanye panjang menuju hari pemungutan suara. Di balik angka-angka itu, ada mimpi, visi, dan harapan yang dibawa oleh setiap pasangan calon. Masing-masing dari mereka kini harus berjuang keras untuk meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah pilihan terbaik untuk membawa daerah mereka ke arah yang lebih baik. Bagi rakyat, Pilkada Serentak 2024 bukan sekadar kontestasi politik, tetapi juga sebuah harapan akan perubahan yang nyata di masa depan. (*)