Bravo 13
Libur Panjang di Puncak Bogor: Kemacetan Parah Hingga Memakan KorbanRencana liburan ke Puncak berubah menjadi mimpi buruk bagi ribuan wisatawan, terjebak dalam kemacetan selama 17 jam, bahkan hingga merenggut nyawa.
Oleh Puji Tri2 days ago
Libur Panjang di Puncak Bogor: Kemacetan Parah Hingga Memakan Korban
Libur Panjang di Puncak Bogor: Kemacetan Parah Hingga Memakan Korban. (Instagram/mncnewsroom)

BRAVO13.ID, Samarinda - Puncak Bogor, yang biasanya menjadi destinasi favorit untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk ibu kota, pada Minggu (15/9/2024), berubah menjadi tempat penuh penat bagi ribuan wisatawan. Jalur yang biasanya menenangkan dengan udara pegunungan kini dipenuhi oleh deru kendaraan yang terjebak macet selama berjam-jam, menciptakan frustrasi tanpa ujung. Tak hanya berhenti di kemacetan, kabar duka juga terdengar, seorang wisatawan dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian ini.

Lonjakan kendaraan selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW yang dimulai sejak Sabtu (14/9/2024) hingga Senin (16/9/2024) membuat jalur Puncak lumpuh total. Data dari Satlantas Polres Bogor menunjukkan bahwa pada pukul 06.00-07.00 WIB, jumlah kendaraan yang melintasi jalur tersebut mencapai 2.800 unit, jauh melebihi kapasitas maksimal jalan yang seharusnya hanya mampu menampung 1.500 hingga 2.000 kendaraan per jam.

Rekayasa lalu lintas berupa sistem ganjil-genap dan one way pun diberlakukan secara situasional. Namun, seperti disampaikan oleh pengamat transportasi, Budiyanto, rekayasa ini tidak mampu mengatasi kemacetan. Kapasitas jalan yang tak memadai, ditambah dengan kehadiran pasar dan kendaraan yang parkir sembarangan, memperparah kondisi. "Kapasitas jalan sudah tidak lagi bisa menampung, sehingga terjadi overload," ujarnya.

Di balik kemacetan yang mendera, kisah pilu wisatawan terungkap. Zainal, salah seorang wisatawan, mengisahkan bagaimana dirinya terjebak selama berjam-jam di tengah lautan kendaraan. "Kami berangkat pukul 10 malam, berharap terhindar dari macet, tapi tetap terjebak hingga dini hari," tuturnya kecewa. Sejak sampai di vila, keluarganya bahkan tak berani keluar lagi karena kondisi jalan yang masih sangat padat.

Di sisi lain, Jumar, wisatawan asal Jakarta, juga terpaksa menghabiskan malam di mobil yang tak bergerak. "Kami terjebak sejak pukul 15.00, dan mobil baru bisa bergerak menjelang subuh. Banyak pengemudi mematikan mesin karena sudah tidak bisa lagi bergerak," ungkapnya.

Namun, yang paling menyedihkan adalah kematian seorang wisatawan bernama Nimih, wanita 56 tahun asal Cipayung, Jakarta Timur. Saat terjebak kemacetan, Nimih tiba-tiba merasa pusing dan sesak napas. Meskipun sempat dilarikan ke masjid terdekat untuk mendapatkan pertolongan, nyawanya tidak terselamatkan. Menurut AKP Rizky Guntama, kematian Nimih diduga akibat penyakit bawaan, bukan disebabkan langsung oleh kemacetan.

Kemacetan parah ini mengubah gambaran Puncak yang biasanya tenang dan asri menjadi medan penuh kepenatan dan duka bagi mereka yang terjebak di dalamnya. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait