Bravo 13
Situs Palsu Catut Nama Gerindra, Dikaitkan dengan Akun FufufafaSitus palsu yang mencatut nama Partai Gerindra dan mengaitkan Gibran Rakabuming Raka dengan akun kontroversial Fufufafa memicu kecaman dari berbagai partai politik.
Oleh Puji Tri2 days ago
Situs Palsu Catut Nama Gerindra, Dikaitkan dengan Akun Fufufafa
Situs Palsu Catut Nama Gerindra, Dikaitkan dengan Akun Fufufafa. (Ilustrasi)

BRAVO13.ID, Samarinda - Isu mengenai situs palsu yang mencatut nama Partai Gerindra telah mencuri perhatian publik. Sebuah situs dengan alamat *gerindra.org* muncul, menyebarkan informasi yang mengaitkan akun Kaskus kontroversial, Fufufafa, dengan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Situs ini jelas bukan situs resmi Partai Gerindra, yang seharusnya menggunakan alamat *gerindra.id*. Meski tampak sepele, kemunculan situs ini memicu kegelisahan di kalangan elite politik, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk adu domba di antara para pimpinan politik.

Ketika situs ini diakses, tampilan muka yang disajikan memperlihatkan logo Partai Gerindra yang sudah dikenal luas, ditemani tulisan 'Gerakan Indonesia Raya' di sudut kiri atas halaman. Di bagian kanan, tertera sejumlah artikel yang mengulas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Seolah tak ada yang janggal bagi yang melihatnya sepintas, namun detail-detail ini menunjukkan motif tersembunyi yang jauh lebih serius.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, angkat bicara. Ia menganggap kemunculan situs tersebut sebagai upaya serius untuk mengadu domba. "Saya melihat ada upaya serius mengadu domba dan memprovokasi para pimpinan kita dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara bikin situs dan akun abal-abal itu," ujarnya dalam pernyataan yang tegas, menyiratkan bahwa tak hanya Gerindra yang menjadi sasaran, tapi seluruh peta politik Tanah Air juga berada dalam bidikan fitnah tersebut.

Tak hanya Gerindra yang bereaksi. Partai Golkar, melalui Ketua DPP-nya, Dave Laksono, juga mengutuk keras tindakan itu. Baginya, ini adalah contoh nyata dari politik destruktif yang merugikan bangsa. "Benar itu, upaya dari pihak yang egois hingga rela mengadu domba para pemimpin kita agar terpecah," katanya. Dave menekankan bahwa pelaku adu domba tersebut rela menciptakan kericuhan demi kepentingan segelintir pihak, meskipun dampaknya berpotensi menggoyahkan stabilitas politik.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga turut bereaksi keras. Daniel Johan, Ketua DPP PKB, mengingatkan pentingnya peran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam menyelidiki dalang di balik situs palsu ini. Menurut Daniel, rendahnya literasi digital di masyarakat menjadi celah yang dimanfaatkan oleh oknum untuk menebar hoaks. "Selain zaman digital saat ini tidak mudah bagi masyarakat umum untuk menilai apakah ini kebenaran atau tidak, sehingga pendidikan literasi digital dan klarifikasi mana benar mana hoaks menjadi penting," paparnya, menggarisbawahi ancaman disinformasi yang semakin nyata di era serba digital.

Tidak ketinggalan, Partai Demokrat juga menyuarakan keprihatinannya. Melalui Kamhar Lakumani, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, mereka mengecam tindakan ini sebagai bentuk praktik politik kotor yang merusak. Demokrat menilai aksi semacam ini merupakan langkah yang disengaja untuk merusak keharmonisan antar-pemimpin partai, terlebih di dalam koalisi besar seperti KIM Plus. Namun, Kamhar optimis bahwa upaya adu domba ini akan gagal. "Kami meyakini upaya politik kotor seperti ini tak akan mempengaruhi relasi yang terbangun di antara para tokoh bangsa dan pimpinan politik yang saat ini sudah berjalan kondusif dan harmonis. Ini hanya menimbulkan kebisingan di ruang publik yang membuat perhatian publik teralihkan dari berbagai isu-isu krusial," tegasnya.

Meski banyak partai politik yang mengecam keras tindakan ini, kenyataan bahwa disinformasi dapat menyebar dengan cepat di dunia maya menjadi tantangan tersendiri. Di tengah iklim politik yang penuh dengan ketegangan dan potensi konflik, kasus seperti ini menunjukkan bahwa provokasi dan upaya untuk memecah belah bisa datang dari berbagai arah. Di balik layar, siapa pun yang berada di balik situs ini tampaknya paham betul betapa mudahnya ketidakpercayaan dan kericuhan bisa diciptakan hanya dengan sebuah klik. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait