Bravo 13
Menyelamatkan Pesut Mahakam, Desa Pela Berlayar Menuju Penghargaan Kalpataru 2024Desa Pela, yang telah meraih penghargaan Kalpataru pada tahun 2022, kembali berkompetisi untuk penghargaan bergengsi tersebut di tahun 2024.
Oleh Puji Tri4 months ago
Menyelamatkan Pesut Mahakam, Desa Pela Berlayar Menuju Penghargaan Kalpataru 2024
Desa Pela menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian alam dan keberlanjutan ekologis. (istimewa)

BRAVO13.ID, Kota Bangun - Di bawah naungan langit biru Kalimantan Timur, Desa Pela, yang terletak di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, berdiri dengan kebanggaan yang baru. Desa ini, yang telah mengukir namanya sebagai desa wisata, kembali bersinar dalam sorotan penghargaan Kalpataru tahun 2024.

Alimin, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pela, berbicara dengan semangat yang tak terbendung. "Pada tahun 2022, kami telah meraih penghargaan Kalpataru," katanya, matanya berbinar mengingat pencapaian tersebut. "Dan sekarang, kami kembali berjuang untuk kategori penyelamat lingkungan, konservasi pesut Mahakam, pengawasan ilegal fishing, penanaman pohon, dan desa ramah lingkungan."

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) melalui Pokdarwis Desa Pela tidak hanya sekedar tindakan, tetapi juga telah terdokumentasi, terdata, dan tertulis dengan rapi. "Setiap langkah kami, setiap upaya kami, tercatat dalam sejarah desa," ujar Alimin pada suatu Sabtu yang cerah di bulan April 2024.

Sejak tahun 2018, Pemdes Pela telah mengambil langkah proaktif dalam mengawasi ilegal fishing dan melarang pembuangan sampah di Sungai Mahakam yang megah. Mereka bahkan telah menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengkonservasi habitat Pesut Mahakam yang langka. Lomba pemungutan sampah pun pernah diselenggarakan, menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan.

Namun, ada rasa kecewa yang tersembunyi di balik semangat Alimin. Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam, yang telah disusun sejak tahun 2022, masih terkatung-katung. "Kami telah mengkampanyekan Perda Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam sejak tahun 2020," kata Alimin, suaranya penuh harap. "Kami berharap prosesnya bisa lebih cepat."

Pesut Mahakam, mamalia air tawar endemik Sungai Mahakam yang jumlahnya hanya tersisa sekitar 70 ekor, menjadi pusat dari semua usaha ini. Keberadaan mereka di perairan Desa Pela bukan hanya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, tetapi juga simbol dari keharmonisan alam dan manusia.

Dengan tekad yang kuat, Alimin dan warga Desa Pela berharap Perda Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam dapat segera dirampungkan. "Ini bukan hanya tentang konservasi," tegas Alimin. "Ini tentang masa depan Desa Pela, tentang kelestarian Pesut Mahakam, dan tentang warisan yang akan kita tinggalkan untuk generasi yang akan datang." (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait