BRAVO13.ID, Tenggarong Seberang - Di bawah langit biru yang cerah, tepian Sungai Mahakam di Kampung Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, berubah menjadi lautan kain putih dan warna-warni. Umat Hindu dari empat desa—Manunggal Jaya, Bangun Rejo, Kerta Buana, dan Bukit Pariaman—berkumpul untuk melaksanakan Upacara Melasti, sebuah ritual sakral yang menyimbolkan penyucian diri dan alam semesta.
Minggu, 10 Maret 2024, menjadi saksi bisu pertama kalinya Sungai Mahakam dipilih sebagai tempat pelaksanaan upacara yang biasanya dilakukan di laut atau sumber air lain yang dianggap suci. “Ini adalah kali pertama kami menggelar Upacara Melasti di Sungai Mahakam, yang telah lama menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur,” ujar I Made Subamya, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Timur, dengan nada penuh haru.
Sungai Mahakam, yang airnya mengalir tenang, menjadi saksi umat Hindu setempat menghanyutkan segala bentuk kekotoran batin dan fisik, simbolisasi dari pelepasan segala hal negatif yang melekat dalam kehidupan. Umat berjalan kaki dari desa-desa mereka, membawa canang sari, sesajen, dan persembahan lainnya, menuju tepian sungai yang telah dihiasi dengan umbul-umbul dan penjor yang menjulang tinggi.
Kehadiran upacara ini tidak hanya menarik perhatian umat Hindu, tetapi juga warga lainnya yang turut serta menyaksikan atau bahkan membantu dalam pelaksanaan upacara. Ini adalah momen dimana keberagaman dan toleransi berbaur menjadi satu, menciptakan harmoni yang indah di tepian Sungai Mahakam.
Upacara Melasti di Sungai Mahakam ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan sumber air yang menjadi nadi kehidupan. Sebuah pesan yang disampaikan tidak hanya kepada umat Hindu, tetapi kepada semua yang hadir, bahwa alam ini adalah rumah bersama yang harus dijaga dan disucikan.
Subamya menjelaskan, Sungai Mahakam dipilih sebagai lokasi Upacara Melasti karena airnya dianggap suci dan memiliki kekuatan untuk membersihkan diri dari segala kotoran, baik fisik maupun spiritual.
Upacara diawali dengan prosesi mengarak pratima (patung dewa-dewi) dari pura ke tepian sungai. Umat Hindu kemudian berjajar di tepi sungai, menyiramkan air suci ke pratima dan tubuh mereka sembari memanjatkan doa.
Suasana khusyuk dan penuh semangat mewarnai ritual ini. Umat Hindu tampak hanyut dalam doa dan harapan mereka untuk menyambut Hari Raya Nyepi dengan hati yang bersih dan suci.
"Upacara Melasti ini adalah salah satu contoh kekayaan budaya Indonesia yang harus kita lestarikan," kata Subamya. "Kami berharap dengan digelarnya Upacara Melasti di Sungai Mahakam, masyarakat Kalimantan Timur dapat lebih mengenal dan menghargai budaya Hindu."
Upacara Melasti di Sungai Mahakam menjadi bukti perpaduan harmonis antara tradisi dan keindahan alam Samarinda. Ritual suci ini tidak hanya memperkuat spiritualitas umat Hindu, tetapi juga memperkaya khazanah budaya kota Tepian Mahakam. (adv)