BRAVO13.ID, Samarinda -Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak, terutama di daerah tropis dan subtropis.
Gejala DBD biasanya baru muncul beberapa hari setelah gigitan nyamuk dan tanda awalnya adalah demam tinggi. Namun, gejala tersebut bisa bervariasi tergantung fase atau tahap demam berdarah.
Penting bagi ibu untuk mengetahui fase demam berdarah pada anak agar bisa menanganinya dengan tepat. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan baik, DBD bisa berakibat fatal, bahkan kematian.
Proses Terjadinya DBD
Virus dengue yang sudah masuk ke dalam tubuh nyamuk tidak langsung aktif, melainkan mendekam dulu selama 12 hari. Proses ini bernama masa inkubasi.
Setelah masa inkubasi selesai, barulah virus aktif. Lalu, penularan DBD dari nyamuk ke manusia bisa terjadi ketika nyamuk pembawa virus tersebut menggigit manusia.
Virus akan masuk ke dalam darah manusia dan menginfeksi sel-sel yang sehat. Ketika tubuh mendeteksi adanya virus, sistem imun akan bereaksi dengan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawannya.
Nah, semua proses tersebut terjadi selama masa inkubasi demam berdarah pada tubuh manusia, yang berakhir dengan munculnya gejala DBD.
Gejala penyakit tersebut biasanya muncul sekitar 4-15 hari masa inkubasi atau setelah gigitan nyamuk pembawa virus DBD.
Fase Demam Berdarah pada Anak
Ada tiga fase demam berdarah, mulai dari gejala yang muncul pertama kali sampai tahap pemulihan. Ketiganya perlu penanganan yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, kenali ketiga fase demam berdarah berikut ini:
1. Fase pertama (Febrile Phase)
Pada fase demam berdarah awal, gejala DBD biasanya diawali dengan demam tinggi sampai mencapai 40 derajat Celcius. Demam ini bisa berlangsung dua sampai tujuh hari.
Selain itu, anak juga merasakan nyeri di sekujur tubuh, mulai dari otot, tulang, sendi, tenggorokan hingga kepala.
Ciri khas lainnya dari fase demam berdarah ini yaitu kemunculan bintik-bintik merah. Hal ini bisa menandai penurunan trombosit secara signifikan sampai kurang dari 100 ribu per mikroliter darah.
Trombosit adalah sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Jika jumlahnya menurun, maka risiko pendarahan akan meningkat.
Pada fase ini, ibu harus memberikan anak banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, ibu juga harus mengompres anak dengan air hangat untuk menurunkan demam.
Jika demam tidak turun atau anak mengalami kejang, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit terdekat.
2. Fase kedua (Critical Phase)
Fase demam berdarah kedua ini terkenal juga sebagai fase kritis, sehingga orang tua wajib waspada.
Kendati demam sudah mulai menurun dan anak tampak pulih, pendarahan masih terus terjadi di dalam tubuh. Alhasil, detak jantung dan tekanan darah berfluktuasi.
Fase demam berdarah ini bisa terjadi tiga sampai tujuh hari setelah anak mengalami demam. Kemudian, kondisi ini berlangsung selama 24 hingga 48 jam.
Tanda anak telah memasuki fase kritis, yaitu:
- Sakit perut
- Muntah terus-menerus
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Mudah memar
- Feses berwarna hitam dan lengket
- Kesulitan bernafas
Pada fase ini, anak harus segera mendapatkan perawatan medis yang intensif. Anak mungkin membutuhkan transfusi darah atau cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang akibat pendarahan.
Jika tidak segera ditangani, anak bisa mengalami syok atau kegagalan organ yang bisa berujung pada kematian.
3. Fase ketiga (Recovery Phase)
Setelah berhasil melalui masa kritis, anak akan memasuki fase demam berdarah yang ketiga, yaitu masa pemulihan alias recovery. Tahapan ini terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah fase kritis.
Memasuki masa pemulihan, cairan yang tadinya keluar dari pembuluh darah akan masuk kembali ke pembuluh darah.
Pada fase ini, anak akan merasa lebih baik dan nafsu makannya akan meningkat. Jumlah trombosit juga akan kembali normal.
Namun, ibu tetap harus memantau kondisi anak dan memberikan asupan nutrisi yang seimbang. Jangan lupa untuk memberikan anak banyak minum untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang.
Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari demam berdarah bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan penanganan yang diberikan. Biasanya, anak bisa pulih sepenuhnya dalam dua sampai empat minggu.
Pencegahan DBD
DBD adalah penyakit yang bisa dicegah dengan cara menghindari gigitan nyamuk pembawa virus dengue. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Gunakan obat nyamuk, kelambu, atau pakaian yang menutupi kulit saat berada di dalam atau luar rumah.
- Buang atau tutup rapat tempat-tempat yang bisa menampung air, seperti bak mandi, pot bunga, atau ban bekas. Hal ini untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
- Bersihkan lingkungan sekitar rumah secara rutin dan pastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.
- Berikan anak vaksin dengue jika tersedia dan sesuai dengan rekomendasi dokter. Vaksin dengue bisa memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus dengue.
Demikianlah ulasan tentang demam berdarah pada anak, mulai dari proses terjadinya, fase-fase yang dialami, cara menanganinya, hingga pencegahannya.
Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa membantu ibu dalam mengenali dan menangani DBD pada anak. (*)