Bravo 13
Dari Sampah Jadi Berkah, Loa Kulu Latih Warga Buat Bokashi dan Pahami HIV/AIDSPemerintah Loa Kulu dan PT MHU melatih warga mengolah sampah jadi pupuk bokashi sambil mengedukasi pencegahan HIV/AIDS di TPS3R Barokah.
Oleh Bobby Lolowang2025-10-19 11:36:00
Dari Sampah Jadi Berkah, Loa Kulu Latih Warga Buat Bokashi dan Pahami HIV/AIDS
Peserta pelatihan bokashi dan sosialisasi HIV/AIDS berfoto bersama usai kegiatan di TPS3R Barokah Loa Kulu, Sabtu (18/10/2025). (Istimewa)

BRAVO13.ID, Loa Kulu – Di tengah meningkatnya kesadaran akan lingkungan dan kesehatan publik, Pemerintah Kecamatan Loa Kulu bersama PT Multi Harapan Utama (MHU) menggelar pelatihan pembuatan pupuk bokashi dan sosialisasi HIV/AIDS di TPS3R Barokah, Sabtu (18/10/2025). Dua topik yang tampak berbeda, namun berpaut dalam satu tujuan: membangun masyarakat yang lebih sehat—baik tanahnya maupun manusianya.

Pelatihan dibuka oleh Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu, Muhammad Fadli, S.Sos, yang juga menjabat Kepala TPS3R Barokah. Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan kebersihan, melainkan soal pemberdayaan ekonomi dan kesehatan lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, masyarakat belajar bagaimana limbah bisa diolah menjadi nilai guna, sekaligus memahami pentingnya kesehatan diri dan sosial,” ujarnya.

Dalam sesi pertama, Putra dari PT MHU membimbing peserta mempraktikkan langsung tahapan pembuatan bokashi—mulai dari pemilihan bahan organik, pencampuran aktivator, hingga fermentasi. Pupuk bokashi yang dihasilkan nantinya akan digunakan untuk mendukung pertanian organik dan program penghijauan di wilayah Loa Kulu.

Setelah pelatihan teknis, sesi kedua diisi dr. Amat Fuad dengan sosialisasi HIV/AIDS. Ia menekankan pentingnya edukasi dini agar masyarakat tidak hanya paham bahaya virus, tetapi juga menumbuhkan empati dan kesadaran hidup sehat. “Pencegahan dimulai dari pengetahuan. Masyarakat harus berani memeriksakan diri dan tidak menstigma penderita,” katanya.

Kegiatan ini memperlihatkan kolaborasi lintas sektor yang efektif. Pemerintah, dunia usaha, dan komunitas lokal bergerak bersama untuk memperkuat basis pembangunan berkelanjutan di tingkat kecamatan. Peserta yang terdiri dari pengelola TPS3R, kader lingkungan, dan perwakilan masyarakat tampak antusias mengikuti praktik pembuatan bokashi dan aktif berdiskusi dalam sesi kesehatan.

Muhammad Fadli menutup kegiatan dengan harapan agar pelatihan serupa bisa berlanjut di desa-desa lain. “Kemandirian pengelolaan sampah dan kesadaran kesehatan harus tumbuh bersama. Ini bentuk nyata pembangunan dari bawah,” ujarnya.

Kolaborasi ini menjadi contoh kecil bagaimana pendekatan lingkungan dan kesehatan bisa disatukan dalam satu ruang belajar yang sama—praktis, aplikatif, dan relevan bagi masyarakat akar rumput. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait