
BRAVO13.ID, Kota Bangun – Di tengah gempuran budaya digital yang serba cepat, kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-46 Kecamatan Kota Bangun menjadi ruang perlawanan yang sunyi namun berarti: upaya menjaga ruh keislaman dan membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak.
Diselenggarakan sejak 24 hingga 30 Agustus 2025 di Desa Kota Bangun Ulu, MTQ tahun ini bukan sekadar ajang perlombaan tilawah, melainkan refleksi kebersamaan sosial di tengah masyarakat. Ribuan warga hadir menyaksikan para qari dan qari’ah memperdengarkan lantunan ayat suci di panggung utama, yang dipenuhi cahaya hijau dan simbol-simbol Islam.
Menurut Plt Camat Kota Bangun, Abdul Karim, pelaksanaan MTQ menjadi salah satu instrumen sosial yang paling efektif untuk menanamkan nilai religius di tingkat lokal. “MTQ bukan hanya soal kompetisi, tetapi tentang bagaimana Al-Qur’an hadir dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di lingkungan kerja, dan di masyarakat,” ujarnya saat penutupan kegiatan.
Ia menambahkan, partisipasi lintas unsur—pemerintah kecamatan, desa, panitia, dewan hakim, dan masyarakat—menunjukkan kekuatan kolaborasi dalam menghidupkan kegiatan keagamaan di daerah. “Dukungan seluruh pihak menunjukkan bahwa nilai-nilai keislaman tetap menjadi perekat sosial yang kuat di Kecamatan Kota Bangun,” lanjutnya.
Para juara yang diumumkan di malam penutupan mendapat penghargaan langsung dari pemerintah kecamatan. Namun di balik itu, kegiatan ini memiliki makna lebih luas: menjadi wadah regenerasi bagi para penghafal, pembaca, dan pengkaji Al-Qur’an di Kutai Kartanegara.
“Bagi kami, kemenangan sesungguhnya adalah ketika semangat mengamalkan Al-Qur’an terus tumbuh, bahkan setelah panggung MTQ ditutup,” kata Abdul Karim.
Dengan selesainya MTQ ke-46 tingkat kecamatan, Pemerintah Kota Bangun berharap muncul lebih banyak qari muda yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga menjadi teladan moral di tengah masyarakat.(adv)

