
BRAVO13.ID, Sebulu – Tahun perencanaan baru kembali dimulai di tingkat desa. Di Kecamatan Sebulu, seluruh desa telah menuntaskan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Tahun 2026, forum tahunan yang menjadi fondasi arah pembangunan di wilayah perdesaan.
Berbeda dari sekadar agenda rutin, Musrenbangdes tahun ini menjadi penanda penting bagi penerapan pola pembangunan partisipatif. Dari ruang balai desa hingga aula pertemuan, warga, tokoh masyarakat, kelompok perempuan, pemuda, dan perangkat desa duduk bersama untuk menakar kebutuhan nyata—bukan hanya daftar proyek.
“Musrenbangdes adalah ruang bagi masyarakat untuk bicara langsung tentang prioritas pembangunan. Semua usulan yang masuk akan kami sinkronkan di tingkat kecamatan dan kabupaten,” ujar Camat Sebulu, Edy Fahruddin, S.E., M.M.
Pelaksanaan Musrenbangdes di seluruh desa dilakukan serentak sesuai jadwal yang ditetapkan kecamatan. Dari hasil musyawarah, sejumlah isu utama muncul berulang di hampir semua wilayah, mulai dari perbaikan infrastruktur jalan dan irigasi, peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, hingga dukungan pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi desa.
Kecamatan Sebulu memastikan bahwa setiap proses berlangsung terbuka. Aparat desa diwajibkan melaporkan hasil musyawarah secara tertulis, disertai matriks prioritas dan rencana pendanaan. Transparansi ini menjadi salah satu upaya mendorong tata kelola pembangunan yang lebih akuntabel di tingkat akar rumput.
Menurut Edy, kehadiran berbagai unsur masyarakat dalam forum desa adalah bentuk nyata dari demokrasi pembangunan. “Kita ingin rencana desa tidak lagi bersifat top-down, tetapi benar-benar berasal dari kebutuhan riil warga,” katanya.
Di sela musyawarah, beberapa warga tampak aktif berdiskusi dan mencatat usulan. Di sejumlah desa, kelompok perempuan bahkan mengajukan program pelatihan keterampilan rumah tangga dan penguatan UMKM lokal, menandakan meningkatnya partisipasi kelompok rentan dalam perencanaan desa.
Dengan tuntasnya Musrenbangdes di seluruh desa, Kecamatan Sebulu kini bersiap menyusun rekapitulasi hasil untuk dibawa ke tingkat kecamatan dan kabupaten. Dari forum desa yang partisipatif inilah arah pembangunan Kukar di tahun depan mulai ditulis—bukan oleh pejabat semata, tapi bersama masyarakat. (adv)

