
BRAVO13.ID, Muara Kaman – Ketika banyak desa berfokus pada infrastruktur dasar, Muara Kaman Ulu memilih langkah berbeda: membangun pelantar wisata di tepian Sungai Matang. Proyek ini bukan sekadar mempercantik tepian sungai, tapi bagian dari upaya jangka panjang menjadikan kawasan tersebut sebagai simpul ekonomi baru berbasis wisata lokal.
Kepala Desa Muara Kaman Ulu, Hendra, menjelaskan pembangunan dilakukan bertahap menggunakan Dana Desa (DD). Dengan nilai anggaran terbatas, sekitar Rp75–100 juta per tahun, proyek ini ditargetkan selesai secara berkelanjutan tanpa mengorbankan sektor lain.
“Kita bangun perlahan tapi pasti. Prinsipnya keberlanjutan. Tidak menunggu besar, yang penting jalan terus,” ujar Hendra.
Konsep pelantar dirancang menyerupai kawasan Taman Tanjung di Tenggarong, namun dengan karakter khas Sungai Mahakam. Kayu ulin menjadi bahan utama konstruksi—dipilih karena ketahanan dan nilai estetikanya yang kuat dalam budaya Kalimantan.
Namun, untuk penyelesaian penuh, biaya yang dibutuhkan tak kecil. Estimasi total mencapai Rp2–3 miliar. Karena itu, Pemdes berencana menggandeng perusahaan sekitar melalui program tanggung jawab sosial (CSR) guna mempercepat penyelesaian proyek.
“Kalau hanya mengandalkan dana desa, tentu terbatas. Tapi kalau ada CSR yang ikut mendukung, bisa selesai lebih cepat,” jelasnya.
Potensi wisata Sungai Matang terletak pada lanskapnya. Dari pelantar di sisi barat, pengunjung dapat menikmati panorama matahari terbit dan aktivitas sungai yang hidup. Jika dikembangkan dengan perencanaan matang, kawasan ini bisa menjadi ikon wisata air baru di Muara Kaman.
Namun visi Hendra tak berhenti di keindahan semata. Ia menyiapkan konsep ekonomi terintegrasi melalui pengembangan UMKM, sentra kuliner, hingga area foto yang dikelola masyarakat lokal. “Kalau sudah jadi, kios UMKM akan kita siapkan. Jadi wisata dan ekonomi tumbuh bersamaan,” katanya.
Target tahun depan, Pemdes menambah anggaran minimal Rp100 juta untuk memperpanjang struktur pelantar dan memperkuat fasilitas pendukung. Hendra berharap kolaborasi dengan sektor swasta bisa mempercepat realisasi tanpa membebani APBDes.
“Kuncinya konsisten. Sedikit demi sedikit, asal tidak berhenti, kita bisa wujudkan ini jadi ruang publik kebanggaan masyarakat,” tutupnya. (adv)

