Bravo 13
Desa Batuah Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan, Petani Dilatih Buat Pestisida AlamiDesa Batuah menggelar pelatihan pestisida nabati bagi petani untuk mendorong kemandirian dan pertanian ramah lingkungan di tengah perubahan IKN.
Oleh Bobby Lolowang2025-09-24 22:29:00
Desa Batuah Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan, Petani Dilatih Buat Pestisida Alami
Bupati Kutai Kartanegara bersama jajaran Pemdes Batuah dan perusahaan saat kegiatan penanaman jagung di Desa Batuah. (Istimewa)

BRAVO13.ID, Loa JananDi tengah tekanan urbanisasi dan industrialisasi di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, memilih arah berbeda: memperkuat pertanian berkelanjutan dan mandiri. Langkah ini diwujudkan melalui pelatihan pembuatan pestisida nabati bagi petani setempat, yang digelar belum lama ini bertepatan dengan momentum Hari Tani Nasional.

Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, menyebut pelatihan tersebut bukan sekadar kegiatan teknis, melainkan bentuk perubahan paradigma bertani. “Kita ingin petani Batuah mandiri dan sehat. Dengan pestisida nabati, kita kurangi ketergantungan pada bahan kimia dan menjaga alam tetap lestari,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Bahan pestisida alami yang digunakan di antaranya daun pepaya, salam, lengkuas, sirih, dan serai wangi—semuanya tumbuh melimpah di sekitar desa. Rasyid menilai, pemanfaatan bahan lokal semacam ini adalah kunci bagi pertanian yang murah, berdaya guna, dan tahan terhadap fluktuasi harga pupuk atau pestisida kimia.

Pelatihan ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Desa Batuah untuk membangun sektor pertanian yang berorientasi pada keberlanjutan. Pemerintah desa mendorong agar penguatan kapasitas petani berjalan beriringan dengan pembangunan infrastruktur desa. “Kami tidak ingin pembangunan hanya berhenti di jalan dan gedung. Pembangunan manusia, terutama petani, harus jadi prioritas,” tegasnya.

Selain aspek teknis, Rasyid menilai kemandirian petani merupakan pondasi ekonomi desa. Ia berharap Batuah mampu menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berbasis potensi lokal. “Desa pertanian tidak boleh hanya kuat di lahan, tapi juga dalam pengetahuan. Kalau petaninya tangguh, pangan desa pasti aman,” katanya.

Pemerintah desa juga memastikan program pertanian tahun sebelumnya yang belum tuntas tetap dilanjutkan, termasuk pendampingan kelompok tani dan penyediaan lahan produktif. Upaya tersebut diharapkan memperkuat daya tahan ekonomi lokal, terlebih di tengah arus perubahan besar yang dibawa pembangunan IKN. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait