Bravo 13
PT ENI dan Delegasi Kesehatan Italia Pelajari Program Anti-Stunting di SambojaDelegasi Italia dan PT ENI Muara Bakau meninjau program pencegahan stunting berbasis komunitas di Samboja yang digagas Sekcam Amir Lufni.
Oleh Bobby Lolowang2025-09-16 20:34:00
PT ENI dan Delegasi Kesehatan Italia Pelajari Program Anti-Stunting di Samboja
Perwakilan bidang kesehatan dari Italia (kanan) saat kunjungan kerja delegasi PT ENI Muara Bakau Indonesia di Samboja. (Istimewa)

BRAVO13.ID, SambojaDi tengah meningkatnya perhatian nasional terhadap persoalan stunting, Kecamatan Samboja menjadi salah satu wilayah yang mencoba menjawab tantangan itu dengan cara berbeda: melalui pendekatan berbasis komunitas dan kemitraan lintas negara.

Selasa (16/9/2025), delegasi PT ENI Muara Bakau Indonesia bersama perwakilan bidang kesehatan dari Italia melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kecamatan Samboja. Agenda mereka bukan sekadar seremonial, tetapi menelisik langsung model penanganan stunting yang dikembangkan di daerah ini.

Program D’Best, yang digagas Sekretaris Camat Samboja Amir Lufni, menjadi titik perhatian utama dalam pertemuan itu. Inisiatif tersebut dinilai berhasil memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam pencegahan stunting melalui pengasuhan aktif, asupan bergizi, dan edukasi kesehatan.

“Upaya pencegahan stunting di Samboja sudah berjalan. Fokus kami adalah membangun kesadaran kolektif, bukan hanya intervensi medis,” kata Amir. Ia menjelaskan bahwa pendekatan komunitas lebih efektif karena melibatkan langsung orang tua, kader posyandu, dan perangkat desa.

Delegasi ENI, yang memiliki proyek energi di wilayah pesisir Kukar, menilai pendekatan Samboja bisa menjadi model penerapan CSR berbasis kesehatan masyarakat. Dalam diskusi, mereka membahas kebutuhan dukungan sarana, pelatihan gizi, dan integrasi data anak berisiko stunting dengan sistem layanan dasar kesehatan.

Kunjungan itu juga membuka peluang kerja sama lebih luas antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan pihak internasional untuk memperkuat layanan kesehatan dasar. “Kami terbuka untuk kolaborasi, terutama dalam pendampingan ibu dan balita agar intervensi pencegahan lebih tepat sasaran,” tambah Amir.

Program D’Best kini menjadi contoh praktik lokal yang berpotensi direplikasi di kecamatan lain di Kutai Kartanegara. Pendekatan lintas sektor yang ditawarkan Samboja menunjukkan bahwa pencegahan stunting tidak cukup hanya dengan bantuan gizi, tetapi juga perubahan pola pikir keluarga dan komunitas. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait