BRAVO13.ID, Samarinda - Malam itu, Santiago Bernabéu diselimuti ketegangan yang hanya bisa dilahirkan oleh El Clásico. Bukan sekadar memperebutkan tiga poin, tetapi mematahkan rantai rasa sakit yang telah empat kali berturut-turut dihela Real Madrid di tangan rival abadinya, Barcelona. Di tengah gemuruh ribut Minggu (26/10/2025) malam WIB, di LaLiga 2025/2026, sihir dan drama berpadu, dan pada akhirnya, Real Madrid berdiri tegak dengan kemenangan 2-1.
Pertandingan dibuka dengan intrik yang langsung memanaskan atmosfer. Jarum jam baru menunjukkan dua menit, ketika Vinicius Junior—dengan kelincahan khasnya—dijatuhkan oleh Alejandro Balde di kotak terlarang. Wasit menunjuk titik putih. Namun, VAR dengan dingin mendinginkan perayaan sejenak Madrid, membatalkan penalti karena ditemukan pelanggaran Vinicius terhadap Lamine Yamal sesaat sebelumnya.
Barcelona sempat mengancam di menit kedelapan saat tembakan Lamine Yamal melebar dari gawang Thibaut Courtois. Tak mau kalah, Madrid membalas. Bernabéu sempat meledak sejenak di menit ke-12 saat Kylian Mbappé melepaskan sepakan keras dari luar kotak penalti. Namun, lagi-lagi, intervensi VAR membatalkan sukacita, menyebut telah terjadi offside tipis.
Mbappé Membuka, Bellingham Jadi Pembeda
Pada menit ke-22, gol yang ditunggu Madrid akhirnya datang. Jude Bellingham, sang maestro lini tengah, mengirimkan umpan terobosan cerdik yang membelah pertahanan Barca. Mbappé, yang lolos dari jebakan offside yang mengintai, menyelesaikan peluang itu dengan tenang. Skor 1-0 untuk Real Madrid.
Barcelona hampir kembali kebobolan delapan menit kemudian. Dua peluang emas beruntun didapat Madrid lewat Mbappé dan Dean Huijsen, namun kiper Wojciech Szczesny tampil layaknya tembok granit, melakukan penyelamatan-penyelamatan gemilang.
Barcelona menemukan momentum di menit ke-38. Sebuah kecerobohan terjadi di lini tengah Madrid ketika bola dicuri dari kaki Arda Guler. Marcus Rashford dengan cepat dan tenang menyodorkan umpan tarik yang langsung disambut Fermin Lopez tanpa mampu dibendung Courtois. Skor berubah, 1-1.
Namun, kedudukan imbang hanya bertahan lima menit. Di menit ke-43, Bellingham kembali menjadi jantung serangan. Menyambut umpan sundulan Eder Militao di mulut gawang, Bellingham yang lepas dari pengawalan dengan mudah melakukan tap-in. Gol kedua Real Madrid, 2-1, bertahan hingga jeda.
Pertahanan Solid dan Frustrasi Barca
Semenit setelah turun minum, Fermin Lopez kembali mengancam. Beruntung tendangannya dari tepi kotak penalti masih bisa diselamatkan Courtois.
Dominasi Madrid berlanjut dengan peluang-peluang dari Vinicius dan Mbappé. Namun, Szczesny di bawah mistar gawang tampil cekatan, menahan setiap upaya mereka untuk memperlebar jarak.
Di sisi Barcelona, ketiadaan Robert Lewandowski dan Raphinha terasa menyiksa lini serang mereka. Perubahan yang dilakukan Hansi Flick dengan memasukkan Marc Casado tak banyak membantu. Mereka kesulitan menembus pertahanan Real Madrid yang dikomandoi Militao dan Courtois. Performa Lamine Yamal di babak kedua juga tampak merosot, menambah kesulitan Barca menciptakan peluang.
Menjelang akhir laga, di menit ke-88, Jules Kounde nyaris menyamakan skor, namun kecepatan Courtois yang keluar dari sarangnya untuk memblokir, mengubur harapan itu. Puncak frustrasi Barcelona terjadi di masa injury time, ketika Pedri diganjar kartu kuning kedua, memaksa Blaugrana mengakhiri laga dengan sepuluh pemain.
Peluit panjang ditiup. Skor 2-1 menjadi penanda bahwa kutukan empat kekalahan beruntun telah patah. Kemenangan ini membuat Real Madrid semakin kokoh di puncak klasemen LaLiga 2025/2026, unggul lima poin dari Barcelona. Tembok Bernabéu telah berdiri tegak kembali. (*)

