Bravo 13
Krisis Pubis Lamine Yamal: Barcelona Gelar Pertemuan dengan Jorge Mendes Jelang El ClásicoSehelai kertas diagnosa medis kini lebih ditakuti dari Real Madrid. Bintang 18 tahun itu terancam; cederanya memicu rapat darurat jelang El Clásico.
Oleh Ahmad Abdillah2025-10-25 08:24:00
Krisis Pubis Lamine Yamal: Barcelona Gelar Pertemuan dengan Jorge Mendes Jelang El Clásico
Cedera Yamal Meresahkan Barcelona, Rapat Mendesak Digelar.

BRAVO13.ID, Samarinda - Di lorong-lorong rahasia Camp Nou, sebuah kegelisahan kini bersemayam, jauh lebih pekat dari gemuruh jelang El Clásico. Namanya Lamine Yamal, dan ia bukan sekadar aset, melainkan simbol janji baru Barcelona. Namun, kini, kilauan bintang muda berusia 18 tahun itu dibayangi oleh cedera misterius yang menggerogoti: masalah tulang kemaluan, atau pubalgia.

Menjelang duel akbar yang berpotensi menentukan arah La Liga, saat mata dunia tertuju pada Santiago Bernabéu, Barcelona justru disibukkan oleh rapat darurat. Panggungnya bukan di ruang ganti, melainkan di balik meja perundingan, mempertemukan masa depan klub dengan sang bintang dan perwakilan kuatnya, Jorge Mendes. Ini bukan hanya "kunjungan dukungan," seperti yang diistilahkan, melainkan sebuah interogasi halus, sebuah upaya mendesak untuk mengklarifikasi situasi yang telah menjadi "tidak nyaman" di internal klub.

Garis Tipis Antara Pahlawan dan Korban

Sejak Hansi Flick mengambil alih kendali, Yamal telah bertransformasi dari bakat mentah menjadi pilar tak tergantikan. Kecepatannya, kelihaiannya di sayap, dan kematangan mentalnya melampaui usianya. Namun, performa cemerlang ini dibayar mahal. Masalah cedera pangkal paha, yang kini mengarah pada cedera pubis, telah merenggutnya dari lima pertandingan, menyuntikkan kekhawatiran serius ke jantung Blaugrana.

Sumber masalah, menurut laporan Radio Catalunya, bermula saat jeda internasional. Saat membela panji Spanyol dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, kondisi Yamal memburuk. Pelatih Flick mengisyaratkan bahwa ketidaknyamanan sudah dirasakan jauh sebelum ia bergabung dengan tim nasional. Lebih mengkhawatirkan lagi, muncul dugaan bahwa sang wonderkid terpaksa menelan obat pereda nyeri demi tetap berlaga.

Situasi ini memicu pertanyaan yang menggantung berat di kantor-kantor manajemen: Apakah permata La Masia ini dipaksa melewati batas fisiknya terlalu cepat? Apakah ada tekanan luar biasa—baik dari klub, timnas, atau ekspektasi publik—yang mengabaikan prinsip dasar kesehatan atlet muda? Pertemuan antara Deco (Direktur Olahraga), Yamal, dan Mendes adalah upaya untuk merajut kembali kisah yang kini terasa terkoyak, sebuah pencarian akan kejujuran medis di tengah hiruk-pikuk tuntutan kemenangan.

Dilema di Malam Liga Champions

Ironisnya, di tengah pusaran kekhawatiran ini, Yamal sempat memberikan secercah harapan. Saat Barcelona menghancurkan Olympiacos 6-1 di Liga Champions, ia bersinar terang: satu gol, satu assist, bahkan keberanian mengambil eksekusi penalti krusial.

Namun, penampilan memukau itu tidak sepenuhnya meredakan kecemasan tim medis. Kilatan performa itu tidak mampu menutupi fakta bahwa kondisi fisiknya belum seratus persen meyakinkan. Ini adalah dilema yang dihadapi Flick: dengan Robert Lewandowski masih dalam masa pemulihan, Yamal adalah kartu truf terbaik yang mereka miliki untuk menghadapi Real Madrid.

Pada Minggu (26/10) malam, Barcelona akan melangkah ke Bernabéu. Pertarungan yang bukan hanya tentang tiga poin, tetapi tentang supremasi di puncak klasemen. Di pundak Lamine Yamal, meski hanya berusia 18 tahun, terbeban harapan jutaan Culé. Tetapi kini, beban itu terasa dua kali lipat: beratnya El Clásico dan beban rahasia dari rasa sakit yang tak kunjung sembuh, sebuah bayangan kelam yang menguji ketahanan fisik dan mental seorang bintang muda di garis start kariernya. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait
Tag Terkait