
BRAVO13.ID, Tenggarong – Di hadapan seratus guru PAUD dan SD, Setiawati mengangkat boneka tangan kecil di hadapannya. Ruangan hening. Sekejap kemudian, boneka itu “berbicara” dengan suara lucu dan ekspresif—dan tawa pun pecah. Dari gestur sederhana itu, pesan utama tersampaikan: dongeng bukan soal cerita, tapi cara menghadirkan kehidupan dalam kata.
Workshop Mendongeng 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kutai Kartanegara, Rabu (8/10), menjadi ruang belajar baru bagi pendidik untuk memahami kekuatan narasi dalam dunia anak. Kegiatan yang diikuti 100 peserta dari PAUD dan SD di Tenggarong ini berfokus pada teknik mendongeng yang ekspresif dan sarat nilai karakter.
“Dongeng bisa menjadi media efektif menanamkan imajinasi dan kedekatan emosional antara pendidik dan anak,” ujar Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar, Rinda Desianti, S.Sos., M.Si.
Narasumber dari Kampung Dongeng Etam Kaltim, Setiawati, S.Pd, membekali peserta dengan strategi bercerita yang komunikatif dan mudah diterapkan di kelas. Ia menekankan pentingnya durasi efektif dan karakter yang sederhana agar pesan moral lebih mudah dicerna anak.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Perpustakaan Kukar, Jalan Danau Semayang, ini juga memuat sesi praktik mendongeng dan diskusi strategi menumbuhkan budaya baca di sekolah. Program tersebut menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pemkab Kukar meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) melalui pendekatan kreatif dan edukatif bagi anak usia dini. (adv)

