Bravo 13
400 Penari Hidupkan Semangat Juang Sultan Idris di Pembukaan Erau 2025Drama kolosal tentang Sultan Aji Muhammad Idris membuka Pesta Adat Erau 2025 di Tenggarong, menegaskan napas peradaban lama yang masih hidup.
Oleh Handoko2025-09-21 16:29:00
400 Penari Hidupkan Semangat Juang Sultan Idris di Pembukaan Erau 2025
Pertunjukan drama kolosal “Semangat Juang Sultan Aji Muhammad Idris: Mahkota di Ujung Pedang” membuka Pesta Adat Erau 2025 di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (21/9/2025). (Bobby/Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Di bawah terik matahari, dua takhta emas berdiri di tengah panggung besar Stadion Rondong Demang. Dari kursi megah itu, sosok Sultan Aji Muhammad Idris dan permaisurinya memandang ratusan penari yang menari serempak, membuka Pesta Adat Erau 2025 dengan drama kolosal bertajuk “Semangat Juang Sultan Aji Muhammad Idris: Mahkota di Ujung Pedang.”

Sebanyak 400 penampil, terdiri atas pelajar, seniman sanggar, dan kelompok paguyuban, menuturkan kembali kisah heroik Sultan Idris yang rela meninggalkan istana demi kehormatan bangsa. Gerak tari massal berpadu dengan busana tradisional dan tata panggung megah, menghadirkan kisah sejarah dalam balutan seni kontemporer.

Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21, Aji Muhammad Arifin, hadir bersama keluarga besar kesultanan. Ia menegaskan bahwa makna Erau tak boleh bergeser dari akar tradisinya. Defile dari 20 kecamatan yang membawa hasil bumi—padi, umbi, dan buah lokal—menjadi simbol penghormatan rakyat kepada pewaris tahta Kutai.

Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri menyebut Erau sebagai upaya menjaga marwah budaya dan peradaban lokal.
“Untuk menjaga kesakralan Erau, kita kembalikan kepada pewaris utama, yakni Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura,” ujarnya.

Tema tahun ini, Menjaga Marwah Peradaban Nusantara, menurut Aulia, menjadi pengingat agar nilai-nilai luhur tidak terkikis zaman. Ia menambahkan, perayaan ini juga memberi dampak ekonomi bagi warga.
“Rangkaian kegiatan Erau mendorong perputaran ekonomi masyarakat dan UMKM,” katanya.

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Masud menyebut Erau sebagai benteng budaya di tengah arus globalisasi dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kita tidak boleh kehilangan akar dan nilai budaya,” tegasnya. Ia menilai festival ini tak sekadar melestarikan tradisi, tetapi juga membuka peluang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan, Erau menjadi bukti bahwa peradaban ratusan tahun masih hidup di tanah Kutai.
“Kutai Kartanegara adalah salah satu pusat peradaban tertua di Nusantara. Warisan leluhur ini menjadi energi untuk membangun masa depan,” ucapnya. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait