BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah hiruk pikuk dinamika nasional, sebuah kabar dari survei Poltracking Indonesia menyuguhkan secercah optimisme yang bersemi di tingkat akar rumput: rumah tangga-rumah tangga di Indonesia merasa kondisi mereka membaik. Survei yang dilakukan pada 3 hingga 10 Oktober 2025 ini, dengan melibatkan 1.220 responden melalui wawancara tatap muka, bukan sekadar deretan angka, melainkan narasi kolektif tentang harapan dan kepuasan publik terhadap kinerja setahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Senyum Keluarga di Tengah Peningkatan: Kondisi Rumah Tangga dan Penghasilan
Angka-angka Poltracking seolah menjadi cermin yang memantulkan wajah-wajah penuh harapan. Mayoritas responden, atau 65,4% di antaranya, dengan lantang menyatakan bahwa kondisi kehidupan rumah tangga mereka—meliputi aspek sosial, ekonomi, kesehatan, hingga pendidikan—telah menjadi lebih baik dalam setahun terakhir. Ini adalah pengakuan signifikan, jauh melampaui 26,6% yang merasa sebaliknya, dan hanya menyisakan 8% yang memilih 'tidak tahu' atau tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, saat jumpa pers daring Minggu lalu, menyoroti bahwa rasa optimisme ini berakar kuat pada sektor ekonomi rumah tangga. Lebih dari enam dari sepuluh responden (60,7%) melaporkan bahwa penghasilan mereka kini lebih baik. Hanya sepertiga (31,8%) yang merasakan penurunan, menegaskan adanya geliat perbaikan daya beli di tengah masyarakat.
Dukungan terhadap peningkatan ini juga datang dari pandangan tentang ketersediaan lapangan kerja. Lebih dari separuh responden, tepatnya 54,2%, merasakan adanya perubahan positif—lapangan kerja kini dirasakan lebih banyak. Angka ini merupakan gabungan dari 7,9% yang menjawab 'sangat lebih banyak' dan 46,3% yang merasakan 'ada perubahan'.
Apresiasi Merata untuk Kinerja Pemimpin
Laporan Poltracking tak berhenti pada kondisi rumah tangga, namun merangkum pula sentimen publik terhadap kinerja kepemimpinan nasional. Secara garis besar, 78,2% responden menyatakan puas terhadap kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran. Angka ini terdiri dari 9,8% yang 'sangat puas' dan 68,3% yang 'cukup puas'.
Kepuasan ini tampak meluas secara geografis, bak riak air yang menyebar merata di seluruh Nusantara. Jawa Timur menempati posisi teratas dengan tingkat kepuasan mencapai 85,4%, diikuti ketat oleh Kalimantan (83,9%) dan Sumatera (83,2%). Bahkan di wilayah padat seperti Jakarta-Banten, tingkat kepuasan mencapai 77,1%, menunjukkan bahwa apresiasi ini bersifat lintas wilayah.
Alasan di Balik Senyum dan Kerut Dahi
Publik rupanya melihat kinerja kepemimpinan dengan fokus yang spesifik: Kepemimpinan yang tegas dan berwibawa (18,8%) menjadi alasan utama kepuasan, disusul oleh bantuan pemerintah yang tepat sasaran (12,3%).
Namun, survei juga merekam suara ketidakpuasan, yang jumlahnya mencapai 19,3%. Suara-suara minoritas ini menyuarakan keprihatinan yang mendalam, terutama pada sektor ekonomi. Alasan terbesar ketidakpuasan adalah ekonomi yang belum stabil (26,7%) dan masalah bantuan yang tidak tepat sasaran (15,7%).
Hanta Yuda menekankan, "Lima alasan ini yang kami rekam penting masukan buat pemerintahan Prabowo-Gibran," menjadikannya peta jalan yang jelas bagi perbaikan.
Sorotan di Setiap Bidang
Saat kinerja pemerintah dibedah berdasarkan bidangnya, survei menemukan adanya perbedaan mencolok dalam tingkat apresiasi:
| Bidang | Tingkat Kepuasan |
|---|---|
| Pendidikan | 79% |
| Kesehatan | 76,6% |
| Pertahanan dan Keamanan | 75,5% |
| Hukum dan Pemberantasan Korupsi | 68,2% |
| Politik dan Stabilitas Nasional | 65,7% |
| Ekonomi | 57,4% |
Yang paling mencolok, bidang Ekonomi, yang mencatatkan tingkat kepuasan terendah, hanya 57,4%. "Dari semua bidang-bidang, itu bidang ekonomi yang selalu paling rendah," ujar Hanta Yuda, menggarisbawahi tantangan utama yang harus dihadapi oleh pemerintah saat ini—menstabilkan dan menguatkan fondasi ekonomi negara, sebuah aspirasi yang jelas terekam dalam sentimen publik.

