BRAVO13.ID, Samarinda - Ketika banyak daerah masih menganggap sampah sebagai beban, Kalimantan Timur justru melihatnya sebagai peluang energi. Minat investor asing terhadap pengelolaan sampah di provinsi ini terus meningkat. Mereka menilai limbah perkotaan di Kaltim berpotensi diubah menjadi sumber listrik ramah lingkungan.
Dari sejumlah wilayah yang dilirik, Balikpapan disebut paling siap menerima investasi tersebut. Kota ini selama ini dikenal memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih tertata dibanding Samarinda dan Kutai Kartanegara, yang masih menggunakan pola open dumping.
Namun, kesiapan Balikpapan dihadapkan pada kendala volume sampah. Produksi sampah harian kota ini hanya sekitar 550 ton per hari. Angka itu belum memenuhi syarat minimal 1.000 ton per hari yang diminta investor untuk proyek pengolahan energi dari sampah.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, mendorong kerja sama lintas daerah agar peluang investasi tidak hilang. Ia mengajak Samarinda dan Kukar bergabung dalam skema pengelolaan sampah terpadu.
“Jika kita membangun kerja sama antar daerah untuk pengelolaan sampah, maka persoalan sampah bisa diselesaikan, juga bisa menghasilkan benefit,” ujar Sri Wahyuni saat membuka rapat pembahasan potensi pengelolaan sampah terpadu di ruang rapat Tepian II Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (15/10/2025).
Ia menyebut, hasil Mahakam Investment Forum (MIF) sebelumnya mencatat ada 15 investor asing yang berminat mengelola sampah di Balikpapan. Namun sebagian dari mereka mensyaratkan volume minimal yang cukup besar.
Karena itu, kolaborasi tiga daerah dinilai penting. Dengan menggabungkan volume sampah Samarinda sekitar 615 ton dan Kukar 395 ton per hari, total pasokan bisa memenuhi kebutuhan investor.
“Tentu ini peluang bagi kita, apalagi Samarinda dan Kukar sudah punya perencanaan,” tambahnya.
Balikpapan dinilai paling siap dalam hal infrastruktur dan manajemen residu akhir. Model investasi di Balikpapan yang dikemas dalam skema Investment Project Ready to Offer (AIPRO) disebut dapat menjadi rujukan bagi daerah lain.
Investor yang masuk ke Balikpapan juga berpotensi memperluas proyek ke Samarinda dan Kukar. Upaya ini menjadi langkah awal kerja sama lintas daerah dalam pengelolaan sampah dan energi terbarukan di Kaltim. (*)

