BRAVO13.ID, Samarinda - Retakan di dinding luar Fly Over Air Hitam menarik perhatian warga yang melintas di kawasan Jalan AW Syahranie, Samarinda. Dari kejauhan, guratan retak tampak memanjang di sisi barat jembatan, sebagian menembus hingga lapisan beton bagian dalam. Permukaannya yang mulai mengelupas memperlihatkan betapa struktur itu telah lama terpapar cuaca dan beban lalu lintas harian.
Sejak awal pekan, tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda turun ke lokasi. Mereka menelusuri setiap celah di dinding fly over yang diresmikan pada Juli 2016 itu. Dari hasil pemeriksaan lapangan, ditemukan dua segmen dinding yang terdampak paling jelas.
“Untuk sementara kami akan melakukan pembongkaran pada dua segmen dinding yang mengalami retakan, dengan estimasi waktu pekerjaan sekitar tiga bulan,” kata Kepala UPTD Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Samarinda, Hendra Gunawan, Senin (13/10/2025).
Pembongkaran dijadwalkan mulai Selasa (14/10/2025) sebagai langkah awal sebelum perbaikan struktural dilakukan. Tim juga tengah mengkaji penyebab munculnya retakan tersebut, apakah karena tekanan beban lalu lintas, kondisi tanah penopang, atau faktor cuaca yang memicu pelapukan material.
Hendra memastikan, struktur utama fly over tetap aman dan dapat dilalui seperti biasa. “Insyaallah besok sudah mulai kita laksanakan pembongkaran segmen yang terdampak terlebih dahulu,” ujarnya.
Fly Over Air Hitam menjadi salah satu simpul lalu lintas penting di Samarinda, menghubungkan arus dari pusat kota menuju kawasan utara dan selatan. Hampir sembilan tahun setelah diresmikan, konstruksi ini menjadi bagian dari wajah modernisasi kota, sekaligus pengingat tentang pentingnya pemeliharaan berkala infrastruktur perkotaan.
Dinas PUPR memastikan hasil kajian teknis akan diumumkan setelah proses pembongkaran dan pemeriksaan detail selesai. Pemeriksaan ini diharapkan memberi gambaran utuh tentang kondisi fly over, agar setiap langkah perbaikan yang dilakukan benar-benar menjaga keamanan pengguna jalan dan ketahanan jembatan ke depan. (*)