
BRAVO13.ID, Tenggarong - Kecamatan Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, resmi berusia 243 tahun pada 28 September 2025. Peringatan ini ditandai dengan ziarah ke makam Sultan Aji Imbut dan para raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Senin (29/9).
Bupati Aulia Rahman Basri bersama Wakil Bupati Rendi Solihin mendampingi Sultan Kutai ke-XXI, Aji Muhammad Arifin, dalam ziarah. Forkopimda Kukar juga hadir memberi penghormatan.
Ziarah dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap pendiri Kota Tenggarong sekaligus napak tilas sejarah panjang berdirinya Kukar. Camat Tenggarong, Sukono, turut membacakan kisah singkat perjalanan Tenggarong dari masa kerajaan hingga menjadi pusat pemerintahan.
Ia mengisahkan perpindahan pusat kerajaan yang sempat dua kali terjadi. Dari Kutai Lama ke Pemarangan, lalu berpindah lagi pada masa Sultan Aji Imbut. Atas petunjuk spiritual, Sultan memindahkan pusat kerajaan ke Tepian Pandan, yang kelak bernama Tenggarong.
Bupati Aulia menegaskan, ziarah ini bagian dari penghormatan kepada pendiri kota. Ia menyebut pembangunan Tenggarong harus berakar pada sejarah dan budaya.
“Kota Tenggarong ini memiliki ruh budaya dan sejarah. Inilah yang harus menjadi dasar dalam membangun kota Tenggarong ke depan,” ucap Aulia.
Sementara itu, Pangeran Notonegoro Heriansyah dari Kesultanan Kutai Ing Martadipura menjelaskan, peringatan tahun ini mengangkat tema Kota Raja, Masa Depan Peradaban Nusantara. Tema ini sekaligus menegaskan peran Kukar sebagai mitra strategis Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tema ini harus menjadi spirit kita bersama. Tenggarong sebagai kota budaya harus terus dikembangkan tanpa kehilangan jati dirinya,” tegas Heriansyah.
Ia menambahkan, nilai adat dan ilmu harus dipadukan menghadapi era industri 4.0. Generasi muda, menurutnya, wajib dibekali jati diri bangsa yang kuat agar mampu berdaya saing.
“Insya Allah, dengan cara ini, Indonesia emas 2045 dapat terwujud, dan Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara maju dunia,” ungkapnya.
Dengan peringatan 243 tahun ini, Tenggarong menegaskan dirinya bukan sekadar kota bersejarah, tetapi juga kota budaya yang relevan menghadapi masa depan. (adv)