
BRAVO13.ID, Tenggarong - Produktivitas sawah di Kutai Kartanegara melonjak tajam melalui penerapan teknologi digital farming. Hasil panen demplot padi di Klaster Gapoktan Bukit Biru, Tenggarong, Jumat (12/9/2025), mencatat produktivitas 6,27 ton per hektare, naik 74 persen dari rata-rata sebelumnya 3,6 ton.
Demplot ini merupakan kerja sama Pemkab Kukar dengan Bank Indonesia, dengan konsep lahan percontohan agar petani bisa mempraktikkan teknologi langsung. Salah satu inovasi yang digunakan adalah drone sprayer, pesawat nirawak untuk penyemprotan pestisida dan pupuk lebih efisien.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyebut capaian ini sebagai terobosan penting. “Dengan produktivitas enam ton per hektare, bahkan tiga kali panen setahun, ditambah potensi 33 ribu hektare lahan sawah, InshaAllah kita bisa swasembada pangan,” katanya.
Meski demikian, ia menekankan perlunya sistem irigasi yang memadai. Pemprov Kaltim akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mempercepat pembangunan jaringan irigasi. “Kalau irigasi berjalan baik, target swasembada pangan tahun 2026 optimistis bisa tercapai,” tegasnya.
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menambahkan, optimalisasi lahan saat ini menjadi fokus utama. Program ekstensifikasi yang digarap bersama Kodim 0906/KKR terbukti efektif. “Di beberapa titik, produktivitas bisa naik dari 4 ton menjadi 6–7 ton per hektare. Ada juga yang meningkat dari 3,6 ton menjadi 6,2 ton,” jelasnya.
Aulia juga menyoroti isu regenerasi petani. Mayoritas petani masih didominasi generasi senior, sementara program petani milenial mulai berjalan di beberapa titik. Pemerintah memberi dukungan berupa insentif, termasuk bantuan teknologi pertanian seperti drone.
“Kami terus memberi insentif sesuai kebutuhan, karena generasi muda lebih familiar dengan teknologi pertanian terbaru,” ujarnya.
Soal pupuk, Aulia memastikan bantuan tetap tersedia meski jumlahnya dikurangi. Pemerintah menekankan distribusi merata pupuk subsidi dan mendukung pembiayaan melalui program Kukar Idaman Terbaik. Skema ini memungkinkan pinjaman hingga Rp500 juta tanpa bunga, dengan pembayaran pokok setelah panen. (adv)

