Bravo 13
Ratusan Penonton Padati Ladaya, LAF 2025 Tunjukkan Kebangkitan Seni KontemporerLanjong Art Festival 2025 sukses memikat ratusan penonton di Tenggarong dengan tema “Habis Barat Terbitlah Timur” setelah 8 tahun vakum.
Oleh Handoko2025-08-29 21:44:00
Ratusan Penonton Padati Ladaya, LAF 2025 Tunjukkan Kebangkitan Seni Kontemporer
Penampilan seni kontemporer di panggung penutupan Lanjong Art Festival 2025 di Taman Ladang Budaya (Ladaya) Tenggarong, Rabu (28/8) malam. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Delapan tahun vakum, Lanjong Art Festival (LAF) akhirnya kembali hadir dan sukses memukau ratusan penonton di Taman Ladang Budaya (Ladaya) Tenggarong, Rabu (28/8/2025) malam. Panggung yang dipenuhi simbol naga Lembuswana, cahaya lampu sorot, dan dentuman musik mengiringi berbagai lakon dari daerah hingga mancanegara, menandai kebangkitan seni kontemporer di jantung Kutai Kartanegara (Kukar).

LAF 2025 membawa tema “Habis Barat Terbitlah Timur”, sebuah refleksi atas kegelisahan masyarakat yang cenderung mengagungkan budaya luar ketimbang merawat identitas lokal. Selama enam hari penyelenggaraan, festival ini menghadirkan beragam karya lintas bahasa dan lintas budaya, dari drama sosial hingga pementasan berbahasa Jepang. Tak ada sekat bahasa yang membatasi; tepuk tangan, tawa, hingga hening yang khidmat menjadi bahasa universal yang menyatukan penonton.

Menurut Perwakilan Eksternal Lanjong Foundation, Dedi Nala Arung, festival ini tidak hanya dimaksudkan sebagai tontonan, tetapi juga sebagai ruang edukasi yang memberi “gizi” bagi penikmat seni. “Kami ingin menghadirkan sebuah event yang punya nilai lebih, bukan sekadar hiburan biasa,” ujarnya.

LAF yang sempat mati suri sejak 2017 kini bangkit berkat dukungan sponsor dari pemerintah, komunitas seniman, hingga pelaku usaha. Respon publik pun mengejutkan, antusiasme masyarakat membuat Ladaya selalu penuh sejak hari pertama. Bagi Lanjong Foundation, momentum ini menjadi pijakan untuk menegaskan peran seni kontemporer sebagai bagian dari denyut kebudayaan Kukar.

Puncak penutupan dimeriahkan kolaborasi seniman lokal dan internasional, dilengkapi penampilan musisi asal Bandung, Panji Sakti, yang membawakan lagu-lagu sarat filosofi seperti Kepada Noor dan Tanpa Aku. Alunan musik spiritual itu berhasil menghipnotis penonton dan memperkuat pesan tematik LAF 2025.

Apresiasi juga datang dari Pemerintah Kabupaten Kukar. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Thauhid Afrilian Noor (To’i), menyebut LAF sebagai ajang yang kompleks sekaligus monumental. “Ada teater, musik, dan seni dari luar negeri maupun lokal. Ini adalah sebuah keberhasilan yang luar biasa,” tuturnya.

To’i menegaskan bahwa Pemkab Kukar mendukung penuh kegiatan seni dan budaya yang memberi ruang tumbuh bagi komunitas lokal. Baginya, antusiasme penonton yang bertahan hingga akhir adalah bukti nyata bahwa seni kontemporer masih memiliki tempat di hati masyarakat. “Semakin banyak komunitas dan kelompok seni yang menggeliat, itu menandakan budaya kita akan terus hidup dan berkembang,” pungkasnya. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait