
BRAVO13.ID, Tenggarong - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia menjadi momen berharga bagi ribuan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong. Sebanyak 901 orang menerima remisi umum, sedangkan 1.054 lainnya memperoleh remisi dasawarsa. Dari total itu, 12 orang dinyatakan bebas dan dapat kembali berkumpul bersama keluarga, Minggu (17/8/2025).
Kepala Lapas Tenggarong, Suparman, menjelaskan rincian remisi umum (RU) yang diberikan: 872 warga binaan menerima RU I berupa pengurangan masa pidana, sedangkan 29 orang mendapatkan RU II, yang berarti langsung bebas. Pola yang sama berlaku pada remisi dasawarsa, dengan kategori RD I bagi narapidana yang masih menjalani masa pidana, serta RD II bagi mereka yang langsung bebas setelah remisi.
“Remisi adalah penghargaan negara bagi narapidana yang memenuhi syarat. Pemberiannya serentak di seluruh Indonesia sebagai bagian dari peringatan HUT RI, juga sebagai simbol keadilan dan penghormatan terhadap upaya perbaikan diri,” ujar Suparman.
Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri hadir langsung bersama Wakil Bupati Rendi Solihin dan jajaran Forkopimda. Ia menegaskan, pemberian remisi bukan hanya wujud penghormatan negara, melainkan cerminan keberhasilan pembinaan di dalam lapas. “Mereka yang bebas hari ini sudah menjalani proses panjang, dan sekarang punya kesempatan untuk kembali produktif di tengah masyarakat,” ucapnya.
Aulia juga mengapresiasi program pembinaan yang terus dikembangkan Lapas Tenggarong, mulai dari kerajinan ukir, keterampilan bakery, hingga program ketahanan pangan. Hasil panen bahkan dipasarkan melalui kerja sama dengan pihak ketiga, sehingga langsung memberi manfaat ekonomi bagi warga binaan. “Kami melihat karya mereka luar biasa, dari kursi ukiran hingga produk pangan. Ini bukti bahwa pembinaan mampu memberi bekal nyata,” tambahnya.
Selain keterampilan kerja, pembinaan keagamaan turut menjadi perhatian. Tradisi khatam Al-Qur’an yang rutin digelar setiap tahun diyakini memperkuat mental dan spiritual para warga binaan. “Harapannya, ketika kembali ke masyarakat mereka bisa lebih kuat, produktif, dan berdaya guna,” lanjut Aulia.
Dengan mayoritas warga binaan berasal dari Kukar, Aulia menegaskan bahwa Pemkab akan terus mendukung program pembinaan di lapas. “Tadi disampaikan, 80 persen warga binaan adalah masyarakat Kukar. Karena itu, Pemkab akan terus membersamai lapas, agar mereka benar-benar siap kembali dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” pungkasnya. (adv)