
BRAVO13.ID, Tenggarong - Kemampuan presentasi kini tidak lagi dipandang sebagai keterampilan tambahan, melainkan penentu keberhasilan dalam berbagai bidang. Mulai dari penelitian akademik, urusan birokrasi, hingga persaingan dunia kerja, presentasi yang kuat mampu membuka peluang. Itulah pesan utama yang mengemuka dalam Workshop Perpaduan Desain Visual dan Komunikasi Lisan yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Rabu (13/7).
Kegiatan ini diinisiasi Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang sengaja turun langsung ke daerah pemilihannya. Workshop menghadirkan kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kukar. Peserta terdiri dari dosen, mahasiswa, peneliti, hingga aparatur pemerintah daerah. Fokus utama pelatihan adalah membekali mereka dengan keterampilan memadukan visual yang efektif dan komunikasi lisan yang ekspresif, agar pesan lebih mudah dipahami sekaligus meninggalkan kesan mendalam.
“Banyak kesempatan bisa diraih berkat kemampuan meyakinkan orang melalui presentasi yang baik. Visual yang tepat akan menarik perhatian, sementara komunikasi lisan yang kuat membangun koneksi,” ujar Hetifah di hadapan peserta. Legislator Golkar tiga periode ini menekankan, bahkan hasil penelitian yang berkualitas pun akan sulit diterima pemangku kebijakan jika disampaikan tanpa teknik presentasi yang tepat.
Ia menambahkan, mahasiswa, peneliti, maupun dosen di Kukar sangat membutuhkan keterampilan ini. Dari memaparkan ide, mengajukan beasiswa, hingga memasarkan hasil riset, semuanya memerlukan kemampuan komunikasi yang terstruktur. Hetifah juga mengakui, sebagai politisi dan peneliti, ia pun terus berlatih agar penyampaiannya semakin efektif. “Saya pun masih belajar dalam hal presentasi ini, dan saya yakin semua orang perlu terus meningkatkan diri,” ucapnya.
Workshop menghadirkan pemateri dari BRIN dan Brida Kukar yang menekankan aspek teknis, seperti pentingnya kontras visual dalam slide hingga cara menjaga fokus audiens. Para narasumber juga menawarkan pendampingan lanjutan bagi peserta yang ingin mengasah kemampuan lebih dalam. Hetifah berharap, kegiatan ini tidak berhenti sebatas pelatihan, melainkan ditindaklanjuti dalam bentuk kolaborasi riset maupun advokasi kebijakan.
Kepala Brida Kukar, Maman, menyambut baik inisiatif ini. Ia mengakui, kelemahan dalam teknik presentasi masih menjadi kendala bagi sebagian besar aparatur perangkat daerah. “Dengan adanya kegiatan ini, saya menyadari kekurangan saya dan termotivasi untuk belajar. Kami akan berupaya agar pelatihan ini berkelanjutan di Kukar,” katanya. (adv)