Bravo 13
Teror Nyata Keluarga Smurl, Kisah di Balik The Conjuring: Last RitesPada 1985, teror tak kasat mata menyelimuti sebuah keluarga. Kisah nyata mereka kini hadir, membayangi film horor yang dinanti.
Oleh Puji Tri2025-09-03 14:25:00
Teror Nyata Keluarga Smurl, Kisah di Balik The Conjuring: Last Rites
Film The Conjuring: Last Rites Angkat Kisah Nyata Serangan Iblis pada Keluarga Smurl.

BRAVO13.ID, Samarinda - Lonceng kematian berdentang, kegelapan merayap, dan bisikan-bisikan dingin kembali mengusik. Para penggemar horor di Indonesia akhirnya bisa merasakan teror terbaru dari waralaba The Conjuring. Pada hari ini, 3 September 2025, film yang dinanti-nanti, The Conjuring: Last Rites, resmi tayang di bioskop. Seperti film-film pendahulunya, judul ini mengangkut kisah nyata yang pernah diselidiki oleh pasangan paranormal legendaris, Ed dan Lorraine Warren. Namun, kali ini, kisahnya lebih kelam dan menyayat hati, membawa kita pada pengalaman mengerikan yang dialami oleh Keluarga Smurl.

Ketika Horor Tak Lagi Fiksi: Awal Mula Teror Keluarga Smurl

Pada tahun 1976, pasangan Jack dan Janet Smurl memimpikan kehidupan yang tenang saat mereka pindah ke sebuah dupleks di West Pittston, Pennsylvania. Bersama dua putri kecil mereka dan orang tua Jack yang menempati dupleks sebelahnya, kebahagiaan mereka terasa lengkap, apalagi setelah mereka dianugerahi anak kembar. Namun, kedamaian itu hanya bertahan hingga tahun 1985. Malam itu, kengerian pertama datang tanpa permisi. Sebuah lampu gantung jatuh menimpa dahi putri mereka, Shannon, meninggalkan bekas luka yang lebih dari sekadar fisik. Itu adalah awal dari teror yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Selama satu setengah tahun berikutnya, hidup mereka berubah menjadi neraka. Suara-suara jeritan mengerikan dan bau busuk yang tak jelas sumbernya menjadi menu sehari-hari. Mereka menyaksikan anjing German Shepherd kesayangan mereka dibanting ke dinding oleh kekuatan tak terlihat, anak-anak mereka didorong dari tangga, dan puncaknya, Jack mengaku diserang secara seksual oleh sesosok iblis. Ketakutan itu begitu nyata hingga Jack Smurl sendiri, dalam sebuah wawancara pada tahun 1986, mengaku sulit mempercayainya. "Sampai setahun yang lalu, kupikir hal-hal seperti ini cuma terjadi di film," ujarnya, suaranya dipenuhi kengerian.

Mencari Bantuan di Tengah Sorotan Publik

Merasa putus asa, Jack dan Janet mencoba berbagai cara, termasuk dua kali ritual pengusiran setan yang gagal total. Dengan tekad untuk mencari pertolongan, mereka memutuskan untuk mempublikasikan kisah mereka. Mereka tampil di berbagai program televisi populer, seperti Larry King Live dan Entertainment Tonight, memohon bantuan dari siapa pun yang mau mendengar.

Doa mereka akhirnya terjawab. Pada tahun 1986, Ed dan Lorraine Warren mendengar tentang kisah mereka dan merasa terpanggil. Segera setelah menginjakkan kaki di rumah keluarga Smurl, Ed Warren, dalam wawancara dengan Times Leader, merasakan langsung keganasan entitas di sana. Perabotan mulai bergetar saat ia mencoba mengusir iblis dengan air suci, minyak suci, dan salib. Suhu udara turun drastis, dan di depannya, sebuah "massa gelap" terbentuk, seolah mengejek setiap usahanya. "Ada suara di belakang saya, saya bisa mendengar gemeretak di sekitar," ungkap Ed, menggambarkan pertempuran spiritual yang intens.

Pasangan Warren kemudian menyimpulkan bahwa rumah itu dihuni oleh empat entitas: seorang wanita tua, seorang gadis kecil, seorang pria yang meninggal di sana, dan sesosok iblis. Iblis ini, diyakini, menggunakan tiga entitas lainnya untuk menghancurkan keluarga tersebut.

Batasan Antara Kenyataan dan Dramatisasi

Namun, ada satu detail krusial yang perlu diingat: dalam kenyataan, Ed dan Lorraine Warren gagal mengusir iblis-iblis tersebut. Perjuangan mereka berakhir tanpa kemenangan, dan akhirnya, seorang pastor dari gereja setempat-lah yang berhasil membersihkan rumah itu, meskipun beberapa gangguan kecil tetap muncul. Keluarga Smurl akhirnya memutuskan untuk pindah pada tahun 1987.

Fakta ini memunculkan pertanyaan: apakah film akan menampilkan "kegagalan" ini? Produser eksekutif The Conjuring: Last Rites, Peter Safran, memberikan jawaban tegas. Film ini bukanlah sebuah dokumenter. "Kami sudah lama mengetahui kasus ini. Lalu para penulis bermain-main tentang bagaimana kasus ini memengaruhi sebuah keluarga dan apa yang terjadi dalam kehidupan keluarga tersebut. Di situlah kami dapat benar-benar mendramatisasinya," jelas Safran.

Dengan demikian, The Conjuring: Last Rites menjanjikan sebuah pengalaman sinematik yang intens, mengambil inti dari kisah nyata yang mengerikan, namun tetap memolesnya dengan sentuhan dramatisasi khas Hollywood. Ini adalah perpaduan antara kengerian yang pernah terjadi dan kebebasan artistik untuk menghadirkan teror yang tak terlupakan di layar lebar.

Apakah Anda siap untuk kembali memasuki dunia kegelapan bersama Ed dan Lorraine Warren? (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait
Tag Terkait