
BRAVO13.ID, Tenggarong - Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rendi Solihin tampil langsung di hadapan mahasiswa yang menggelar aksi di halaman Kantor Bupati, Kamis (14/8/2025). Alih-alih berbicara dari balik podium, ia memilih duduk sejajar di lantai bersama para demonstran, memegang mikrofon, dan menjawab satu per satu keresahan mengenai Beasiswa Kukar Idaman yang ramai dipersoalkan.
Sorotan utama mahasiswa adalah turunnya nilai beasiswa. Program yang semula dirancang untuk 1.347 penerima, justru membludak hingga hampir 4.500 orang setelah seleksi dan verifikasi lapangan. “Tidak ada yang dibatalkan atau dicoret. Semua yang lolos tetap menerima beasiswa penuh,” tegas Rendi. Namun, ia mengakui adanya penyesuaian: kategori D4/S1 misalnya, yang awalnya Rp5 juta, pada tahap pertama hanya cair Rp1,6 juta. Sisanya Rp3,4 juta dijanjikan akan dibayarkan setelah APBD Perubahan disahkan akhir Agustus atau awal September.
Rendi menekankan bahwa skema bertahap ini merupakan jalan tengah yang dipilih pemerintah agar tidak ada penerima yang tereliminasi. “Daripada ada yang dicoret, lebih baik semua menerima haknya meski pencairannya dibagi dua tahap,” ujarnya. Kepala Bagian Kesra Kukar, Dendy Irwan Fahriza, memperkuat penjelasan tersebut dengan menegaskan bahwa pemangkasan bukan karena potongan anggaran pendidikan, melainkan konsekuensi dari lonjakan jumlah penerima.
Di tengah dialog, Rendi juga menanggapi isu lain yang ramai di media sosial: perbandingan turunnya beasiswa dengan anggaran konser musik. Ia menilai perbandingan itu tidak tepat. “Anggaran hiburan justru dipotong 70 persen. Rencana konser yang ramai dibicarakan itu pun belum pernah diluncurkan resmi,” kata Rendi.
Meski sudah mendapat penjelasan, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kukar Menggugat tetap menilai pemerintah keliru. Koordinator lapangan, Zulkarnain, menegaskan tuntutan mereka jelas: beasiswa harus tetap Rp5 juta penuh, tanpa pemotongan.
Menutup dialog, Rendi berjanji memperbaiki sistem agar kasus serupa tidak terulang. Kuota dan besaran beasiswa ke depan akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dirancang lebih terukur. “Ini komitmen kami. Tahun depan harus lebih presisi, tapi tidak ada hak mahasiswa yang akan dikurangi,” tandasnya. (adv)