
BRAVO13.ID, Muara Badak - Di tengah gemuruh peluncuran serentak 237 Koperasi Merah Putih di Kutai Kartanegara, Bupati Aulia Rahman Basri mengingatkan bahwa esensi koperasi bukan sekadar seremoni dan legalitas. Baginya, koperasi desa harus menjadi penguat, bukan pengganggu roda ekonomi yang telah lebih dulu berjalan.
“Jangan sampai koperasi rebutan bidang usaha dengan masyarakat,” ujar Aulia saat menghadiri peluncuran koperasi di Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Senin (21/7/2025). Ia menegaskan bahwa koperasi harus hadir sebagai katalisator, bukan kompetitor. “Koperasi harus jadi penumbuh pelaku ekonomi baru, bukan malah jadi pesaing usaha warga,” tegasnya.
Dalam kunjungan lapangan yang berlangsung sejak pagi itu, Aulia meninjau langsung aktivitas unit usaha koperasi desa setempat. Ia berdialog dengan pelaku UMKM dan pengurus koperasi, sekaligus meninjau layanan Agen BRILink yang menjadi salah satu bentuk kolaborasi koperasi dengan lembaga keuangan. Dari situ ia menyampaikan, bahwa pembangunan ekonomi desa tidak boleh dibangun di atas ketergantungan semata pada bantuan.
“Bantuan dari pemerintah itu penting, tapi jangan sampai desa jadi ketergantungan. Yang utama itu ide. Masukkan ide ke instansi terkait, nanti kami bantu di awal. Tapi setelah itu, desa harus bisa jalan sendiri,” ujarnya dengan nada tegas namun bersahabat.
Aulia juga menyampaikan bahwa koperasi tidak boleh berhenti pada level legal formal. Dari total 237 koperasi yang diluncurkan, ia berharap semuanya punya unit usaha aktif yang menjangkau ekonomi warga secara nyata. “Jangan berhenti di akta notaris atau sertifikat AHU saja. Unit usahanya harus jalan, harus terasa manfaatnya di kampung,” kata Aulia di hadapan pengurus koperasi dan warga.
Ia pun menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat soal posisi koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, kedua entitas ini seharusnya tidak berjalan sendiri-sendiri atau malah bersaing. “Koperasi dan BUMDes itu bisa saling mengisi, saling memperkuat. Bukan untuk berebut, tapi untuk memperkuat fiskal desa,” jelasnya.
Di akhir kunjungan, Aulia menyampaikan harapan besarnya. Ia ingin koperasi menjadi simpul penghubung antara potensi lokal dan kebutuhan masyarakat. “Koperasi itu pelengkap ekosistem ekonomi desa. Bukan dominan, tapi menyambungkan kekuatan desa dengan peluang usaha nyata,” tutupnya. (adv)