
BRAVO13.ID, Kota Bangun - Cat berwarna cerah mengalir dari kuas yang digerakkan Bupati Kukar Aulia Rahman Basri. Di teras Masjid Nurul Muqorobbin, Desa Loleng, ia tak sekadar mencanangkan gotong royong—ia mengerjakannya sendiri.
Minggu pagi, 20 Juli 2025, suasana Dermaga Kota Bangun Ulu sudah ramai sejak matahari belum tinggi. Dari titik hulu Sungai Mahakam itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memulai pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tingkat kabupaten.
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri bersama Wakil Bupati Rendi Solihin memimpin langsung apel pencanangan. Dalam amanatnya, Aulia menegaskan bahwa BBGRM bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan bentuk komitmen konkret membangun daerah dari tingkat komunitas. “Ini agenda nasional, tapi di Kukar kita jalankan dengan semangat lokal yang kuat—karena kita punya falsafah Betulungan Etam Bisa,” ujarnya.
Usai apel, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan monitoring ke Desa Kota Bangun Ilir, penanaman pohon di kawasan Tanjung Sarai, kunjungan ke Desa Liang, dan pengecatan masjid di Desa Loleng. Di tempat terakhir ini, Bupati turut ambil bagian mengecat dinding masjid bersama warga, menjadikan gotong royong bukan hanya wacana, melainkan laku nyata.
Secara serentak, seluruh desa dan kelurahan di Kukar juga melaksanakan kegiatan gotong royong sesuai kebutuhan wilayah masing-masing. Dalam kesempatan yang sama, pemerintah menyerahkan penghargaan bagi desa dan kelurahan pelaksana gotong royong terbaik tahun 2025. Desa Karang Tunggal (Tenggarong Seberang) meraih posisi terbaik I, diikuti Desa Sumber Sari (Marangkayu) dan Desa Sambangah (Tabang). Untuk kategori kelurahan, penghargaan diraih oleh Kelurahan Melayu dan Loa Ipuh dari Kecamatan Tenggarong.
Tak hanya apresiasi terhadap semangat gotong royong, Pemkab Kukar juga memberikan penghargaan kepada sepuluh desa dengan tata kelola keuangan terbaik. Penilaian dilakukan berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, dan ketertiban administrasi. Sepuluh desa yang mendapat penghargaan antara lain Desa Perian, Tanjung Batuq Harapan, Umaq Tukung, Mulawarman, Karang Tunggal, Wonosari, Melintang, Tuana Tuha, Loa Kulu Kota, dan Tanah Datar.
Dalam momen ini, Bupati Aulia juga mengumumkan kebijakan peningkatan Dana Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) untuk RT, dari sebelumnya Rp50 juta menjadi Rp150 juta per RT per tahun. Dana ini didesain fleksibel, menyesuaikan kebutuhan wilayah, dengan menu kegiatan yang disusun langsung oleh masing-masing RT. Fokus alokasinya antara lain untuk operasional RT, kegiatan sosial, penanggulangan kemiskinan, serta mendukung program prioritas seperti Satu KK Satu Sarjana.
Salah satu komponen penting dari Dana RT ini adalah bantuan langsung tunai sebesar Rp1 juta per kepala keluarga (KK) bagi warga prasejahtera. Bantuan ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarga rentan agar tidak jatuh ke jurang kemiskinan. “Ini bagian dari tanggung jawab kita. Kita jaga mereka agar tetap berada dalam kondisi yang lebih baik, sebagai bentuk kepedulian sesama,” tegas Aulia.
Ia menutup arahannya dengan kalimat singkat namun kuat: “Sebaiknya kita bekerja.” Sebuah penegas bahwa gotong royong bukan hanya agenda tahunan, melainkan semangat yang harus hidup dalam praktik harian. (adv)