
BRAVO13.ID, Tenggarong - Suasana hening menyelimuti Sekretariat LPTQ Kukar di Kelurahan Timbau, Rabu malam, 9 Juli 2025. Di sana, puluhan peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) bersimpuh dalam salat Magrib dan salat hajat berjamaah. Ritual ini bukan sekadar pembuka perjalanan, tetapi menjadi ikhtiar batin para kafilah sebelum memasuki panggung kompetisi keislaman terbesar di Kalimantan Timur.
Keesokan harinya, Kamis pagi, sebanyak 58 peserta resmi dilepas oleh Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, dalam upacara pelepasan yang digelar di Halaman Kantor Bupati. Dalam sambutannya, Aulia menyampaikan pesan hangat—agar para peserta menikmati pengalaman ini sebagai “liburan religi,” bukan sebagai beban.
“Berikan yang terbaik, keluarkan semua potensi yang sudah dilatih. Jangan khawatir soal hasil. Yang penting sudah berjuang untuk daerah,” ujar Aulia.
Ia juga menegaskan akan melanjutkan kebijakan pendahulunya, Edi Damansyah, terutama dalam hal pembinaan generasi Qurani. Komitmen untuk terus mengikuti MTQ sebagai agenda keagamaan daerah tetap dipegang teguh.
“Kami meneruskan apa yang sudah beliau bangun dan tanamkan. Insya Allah, akan kita bina terus,” tegasnya.
Seleksi Ketat dan Dukungan Nyata
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa proses seleksi dilakukan secara berjenjang. Para peserta merupakan juara I hingga III dari MTQ tingkat kabupaten tahun 2023 dan 2024. Bahkan, Pemkab Kukar mewajibkan setiap kecamatan menyelenggarakan MTQ tingkat kecamatan untuk bisa mengirim perwakilan ke level kabupaten.
“Ini bukan semata kompetisi. Ini adalah bagian dari pembinaan berkelanjutan. Kecamatan yang tidak menggelar MTQ, tidak bisa mengirim wakil ke tingkat kabupaten,” ungkap Sunggono.
Selain pembinaan, bentuk penghargaan juga tetap dijaga. Tiap peserta utama mendapat uang saku sebesar Rp3.870.000. Untuk para juara, hadiah umroh bagi pemenang pertama tetap menjadi tradisi yang dipertahankan Pemkab Kukar.
Namun bagi Sunggono, nilai Al-Qur’an yang terinternalisasi lebih penting dari sekadar piala.
“MTQ bukan hanya soal suara merdu, hafalan panjang, atau bacaan paling fasih. Yang lebih utama adalah bagaimana nilai-nilai luhur Al-Qur’an itu hidup dalam perilaku masyarakat,” ujarnya.
Kukar Incar Juara Umum Ketujuh
Reputasi Kukar dalam ajang MTQ tingkat Provinsi Kalimantan Timur bukan perkara baru. Dalam enam edisi terakhir—mulai dari Penajam Paser Utara (2017), Berau (2018), Paser (2019), Bontang (2021), Samarinda (2022), hingga Balikpapan (2023)—Kukar selalu tampil sebagai juara umum.
Tahun ini, Kabupaten Kutai Timur menjadi tuan rumah MTQ ke-45 yang dibuka Minggu malam, 13 Juli 2025, dan akan berlangsung hingga 19 Juli mendatang. Total ada 10 kafilah yang berpartisipasi, dengan total peserta, pelatih, ofisial, dan pendamping mencapai 950 orang. Ditambah dengan 192 personel struktural pelaksana seperti Dewan Hakim, Panitera, hingga Tim IT, menjadikan ajang ini sebagai MTQ terbesar dalam sejarah Kaltim.
Kukar, dengan salah satu kontingen terbesar, kembali difavoritkan untuk mempertahankan gelar juara umum ketujuh secara berturut-turut. Namun bagi mereka, kemenangan sejati adalah ketika nilai-nilai Qurani dapat terus mengakar dalam kehidupan masyarakat. (adv)