BRAVO13.ID, Marangkayu - Di garis pantai timur Kutai Kartanegara yang panjang dan sibuk, selama bertahun-tahun warga pesisir hanya menyaksikan lalu-lalang kapal dari kejauhan. Muatan bongkar-muat bernilai miliaran rupiah berpindah tangan tanpa pernah benar-benar menyentuh kehidupan mereka.
Namun itu mulai berubah.
Pada 2025 ini, Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Muara Berau Asli resmi diluncurkan di Pelabuhan Tanjung Santan, Kecamatan Marangkayu. Sebuah langkah awal untuk memberi ruang nyata bagi warga pesisir—khususnya dari Muara Badak, Marangkayu, dan desa-desa sekitarnya—agar bisa turut serta dalam aktivitas logistik nasional yang selama ini terasa jauh dari jangkauan.
Peluncuran koperasi ini bukan muncul tiba-tiba. “Kita mulai perjuangan ini sejak 2020. Butuh tenaga, waktu, dan pengorbanan. Dan hari ini kita melihat hasilnya,” ujar Ansar K., Kepala Desa Semangko, dalam sambutannya.
Koperasi TKBM Muara Berau Asli dirancang untuk menyerap setidaknya 250 tenaga kerja lokal pada tahap awal. Sekitar 70 orang di antaranya berasal dari Desa Semangko, yang lokasinya berhadapan langsung dengan jalur pelayaran Pelabuhan Tanjung Santan. Menurut ketua panitia, Anwar, calon pekerja juga datang dari berbagai kecamatan lain seperti Muara Kaman, Kota Bangun, dan Tenggarong Seberang.
“Kami ingin mengantisipasi pengangguran, khususnya di wilayah pesisir. Mungkin belum bisa menyerap semua, tapi minimal kita mulai dari sini,” ujar Anwar.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Camat Marangkayu, Martina, menegaskan bahwa koperasi ini menjadi sarana untuk melindungi hak-hak pekerja lokal dan memastikan keterlibatan mereka dalam aktivitas pelabuhan. Harapan serupa juga disampaikan oleh Hasyim, Kepala Seksi Trantib Kecamatan Muara Badak, yang menyebut bahwa SDM adalah kunci keberlanjutan koperasi. Ia mengingatkan agar organisasi ini tak hanya berdiri, tapi juga dikelola secara profesional.
Sementara itu, Kapolsek Marangkayu, M. Risal, menggarisbawahi pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan dalam lingkungan kerja yang baru akan terbentuk ini. Ia mengingatkan potensi gesekan dalam sistem kerja bergilir atau shift yang kerap terjadi jika komunikasi tidak terjalin dengan baik. “Jadilah polisi bagi diri sendiri, di mana pun kita bekerja dan tinggal,” pesannya.
Dari sisi kelembagaan, dukungan penuh datang dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Tanjung Santan, Abdul Wahid. Ia menegaskan bahwa koperasi ini telah resmi terverifikasi dan terdaftar secara hukum, serta tunduk pada pengawasan KUPP. “Kami bertanggung jawab dalam penertiban dan pengawasan operasional kegiatan bongkar muat di wilayah ini,” ujarnya.
Menurutnya, koperasi ini sejalan dengan program nasional untuk peningkatan efisiensi logistik dan optimalisasi rantai pasok. Ia berharap koperasi dapat menjalankan fungsinya secara profesional dan memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Dukungan juga datang dari Direktur Utama Perusda Tuggang Parangan, Awang Muhammad Luthfi, yang menyebut koperasi ini sebagai bentuk kolaborasi antara anak daerah dan pemerintah. Perusda, katanya, siap menjalin kerja sama untuk memperkuat fungsi koperasi ke depan.
Senada dengan itu, Ferdi Aritonang dari PT Prima Dermaga Perkasa, menegaskan pentingnya faktor keselamatan dan kerja sama lintas sektor. “Musuh kita adalah alam, terutama di laut. Semua harus siap menghadapi kondisi apapun. Tak ada lagi alasan untuk berhenti karena musim ombak,” ucapnya.
Dengan legalitas lengkap, struktur yang mulai terbentuk, dan dukungan dari berbagai pihak, Koperasi TKBM Muara Berau Asli memulai langkahnya untuk mengisi kekosongan keterlibatan masyarakat lokal dalam aktivitas ekonomi strategis di perairan Kukar.
Kini, bagaimana koperasi ini dikelola akan menjadi penentu, apakah ia benar-benar bisa menjadi jembatan kesejahteraan atau hanya sekadar formalitas belaka. (*)