Bravo 13
Komisi II DPRD Samarinda Dorong Kalender Event Budaya di Tempat UmumViktor DPRD Samarinda kritik lemahnya promosi budaya dalam event lokal dan minta kalender event disebar luas di tempat-tempat publik.
Oleh Handoko2025-07-17 10:50:00
Komisi II DPRD Samarinda Dorong Kalender Event Budaya di Tempat Umum
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menilai promosi event di kota ini belum maksimal menampilkan identitas budaya lokal. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Samarinda - Banyaknya event yang diselenggarakan di Samarinda ternyata belum cukup memberi dampak signifikan terhadap sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif. Bukan karena kurangnya kegiatan, melainkan karena strategi promosi yang dinilai masih lemah dan belum menyentuh identitas budaya lokal secara menyeluruh.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, yang menilai bahwa salah satu keunggulan Samarinda adalah keberagaman event yang rutin digelar. Namun, potensi itu belum dioptimalkan karena promosi yang lemah dan tidak terkonsep dengan baik.

“Ya, keunggulan Kota Samarinda ini adalah event. Banyak event-event yang diselenggarakan, namun kekurangannya adalah promosi,” ujar Viktor kepada awak media di Gedung DPRD Samarinda, Rabu (24/7/2025).

Menurutnya, pelibatan unsur budaya lokal semestinya tidak hanya tampil pada saat pelaksanaan acara, tetapi sudah harus dikenalkan sejak tahap promosi. Ia menilai promosi yang kuat akan menjadi pintu masuk bagi wisatawan serta meningkatkan dampak ekonomi di tingkat masyarakat.

Sebagai solusi konkret, Viktor mengusulkan penyusunan kalender event yang berbasis budaya dan wisata, untuk kemudian disebarluaskan di titik-titik strategis seperti hotel, restoran, perkantoran, kafe, dan fasilitas umum lainnya.

“Promosi kalender budayanya, kalender wisatanya, kalender event-eventnya harus disiapkan dan disebar, sehingga orang tertarik datang,” ucapnya.

Ia mencontohkan Yogyakarta sebagai salah satu kota yang berhasil mengelola promosi budaya dan wisata secara sistematis. Di sana, informasi pariwisata tersedia luas dan mudah diakses. Sementara di Samarinda, menurutnya, informasi serupa masih sporadis dan belum menyentuh ruang-ruang publik secara efektif.

“Di Jogja sana, kita bisa dengan mudah melihat informasi tempat wisata, kalender budaya, semua tersedia. Samarinda belum sampai ke situ, atau kalau ada pun hanya di kantor wali kota, yang tidak semua orang kunjungi,” tambahnya.

Viktor juga mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk tidak ragu mengadopsi sistem promosi yang telah terbukti sukses di daerah lain. Ia menilai belajar dari keberhasilan daerah lain bukanlah kelemahan, melainkan bentuk keseriusan dalam membenahi sektor pariwisata.

Melalui strategi promosi berbasis budaya yang terintegrasi, ia berharap Samarinda tidak hanya menjadi kota yang ramai dengan event, tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat dan berdampak langsung terhadap pengembangan ekonomi kreatif. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait