
BRAVO13.ID, Samarinda - Langkah kaki puluhan anggota DPRD Samarinda menggema di dinding beton Terowongan Samarinda, Senin pagi, 14 Juli 2025. Di balik helm putih yang mereka kenakan, ada kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan. Insiden longsor di area inlet terowongan beberapa waktu lalu menjadi pangkal kegelisahan itu.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, memimpin kunjungan inspeksi langsung ke lokasi proyek. Ia tak sekadar memantau kondisi terkini, tetapi membawa pesan korektif yang tegas terhadap kelalaian dalam tahap perencanaan proyek yang bernilai miliaran rupiah tersebut.
“Kami tidak menyalahkan Pemerintah Kota. Tapi kami menyoroti kealpaan pihak kontraktor dalam perencanaan teknisnya,” ujar Deni saat ditemui usai meninjau area longsor.
Menurut Deni, tidak adanya kajian geoteknis dalam dokumen perencanaan menjadi titik awal kegagalan. Kajian tersebut seharusnya memetakan titik-titik rawan longsor sejak awal, agar bisa diantisipasi sebelum pekerjaan dimulai.
“Dalam dokumen yang kami periksa, tidak ada identifikasi potensi longsor di area inlet. Ini fatal. Karena itu, longsor akhirnya benar-benar terjadi di titik tersebut,” tegasnya.
Komisi III juga mendesak agar konsultan perencana proyek dihadirkan untuk memberikan penjelasan menyeluruh terkait kelalaian tersebut. Mereka menilai langkah korektif tak cukup hanya di tataran pelaksana, tetapi harus menyasar ke proses desain awal proyek.
“Kami ingin kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir. Karena proyek sebesar ini tidak boleh diiringi kelalaian sekecil apa pun,” kata Deni.
Insiden longsor tersebut menjadi cerminan bahwa pengawasan dan perencanaan proyek infrastruktur berskala besar membutuhkan ketelitian ekstra sejak tahap paling awal. Komisi III berkomitmen mendorong akuntabilitas semua pihak agar proyek strategis ini tetap berjalan dengan aman dan tepat sasaran. (adv)