Bravo 13
Festival Nasi Bekepor Libatkan Mahasiswa dan Masyarakat untuk Hidupkan Tradisi KutaiUnikarta Kukar kembali menggelar Festival Nasi Bekepor ke-6, merawat tradisi sekaligus edukasi budaya yang didukung Disdikbud dan masyarakat Kukar.
Oleh Handoko2025-06-16 19:58:00
Festival Nasi Bekepor Libatkan Mahasiswa dan Masyarakat untuk Hidupkan Tradisi Kutai
Peserta Festival Nasi Bekepor ke-6 bersantap bersama di atas daun pisang dalam tradisi makan bersama khas Kutai yang digelar Unikarta Kukar, Senin (16/6/2025). (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Di bawah naungan langit cerah Tenggarong, halaman Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) pada Senin, 16 Juni 2025, berubah menjadi ruang silaturahmi budaya. Ratusan peserta duduk bersila mengitari daun pisang panjang berisi nasi dan lauk pauk khas. Festival Nasi Bekepor ke-6 kembali digelar—bukan sekadar pesta kuliner, tapi ruang hidup bagi warisan budaya Kutai.

Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Unikarta, mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar hingga warga luar Tenggarong, seperti dari Kelurahan Bensamar dan Desa Jembayan. Dukungan juga datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, yang hadir langsung memberi apresiasi.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, menyebut festival ini sebagai bentuk edukasi budaya yang konkret. “Nasi Bekepor bukan cuma soal rasa, tapi nilai gotong royong dan kebersamaan yang terkandung di dalamnya. Ini bagian dari identitas kita sebagai orang Kutai,” ujarnya.

Disdikbud Kukar bahkan merencanakan perluasan partisipasi, termasuk melibatkan pelajar lintas jenjang dan komunitas perempuan dari berbagai OPD. Menurut Puji, keterlibatan generasi muda adalah kunci pelestarian tradisi yang berkelanjutan.

Lebih dari sajian kuliner, suasana festival semakin semarak dengan hadirnya atraksi olahraga tradisional. Sumpitan, gasing, dan ketapel dimainkan kembali, menjadi pengingat akan permainan yang sarat filosofi—ketepatan, ketangkasan, dan kerja sama. “Permainan ini bukan hanya nostalgia, tapi bagian dari pendidikan karakter budaya kita,” tegas Puji.

Rektor Unikarta, Prof. Dr. Ir. Ince Raden, menyebut festival ini sebagai hasil kolaborasi antara kampus, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat. Ia meyakini kegiatan seperti ini bisa menjadi magnet wisata kuliner jika dikemas profesional tanpa kehilangan akar tradisinya.

“Ini bukan seremoni. Ini adalah upaya menjaga napas budaya kita. Lewat keterlibatan langsung mahasiswa dan masyarakat, kami ingin membangun kesadaran budaya sejak dari lingkungan kampus,” tutur Prof. Ince.

Festival ini turut didukung oleh Dinas Pariwisata Kukar, PT MGRM, Perusda Kukar, serta sejumlah mitra lainnya. Bagi Prof. Ince, keberhasilan festival ini adalah contoh bagaimana pelestarian budaya bisa dimulai dari ruang akademik dan menjalar ke masyarakat luas. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait