BRAVO13.ID, Sangasanga - Di sebuah depo air milik warga di Kelurahan Jawa, deretan galon biru berjejer menunggu giliran diisi. Seorang ibu rumah tangga tampak mengisi air dengan selang, disaksikan petugas dan warga lainnya yang mengantre. Sejak layanan air bersih dari PDAM terganggu akibat semburan lumpur dan gas dari sumur migas milik Pertamina EP Sangasanga Field, air galon menjadi penopang kebutuhan dasar warga.
Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field merespons cepat dengan menyalurkan bantuan hampir 500 galon air konsumsi setiap harinya. Air tersebut disalurkan melalui pemberdayaan depo-depo air milik masyarakat setempat, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan warga, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Langkah ini diambil di tengah upaya normalisasi sistem distribusi air bersih PDAM Tirta Mahakam Cabang Sangasanga yang terdampak langsung oleh insiden pengeboran.
Kejadian semburan lumpur bercampur gas terjadi saat proses pengeboran salah satu sumur migas pada Kamis, 19 Juni 2025. Tim teknis Pertamina berhasil menghentikan semburan pada Sabtu sore, 21 Juni, dalam waktu tiga hari sejak insiden terjadi. Menurut keterangan resmi, semburan yang terjadi berasal dari fluida bawah tanah akibat tekanan reservoir yang melebihi tekanan hidrostatik lumpur bor. Semburan berupa gas kering dan air tersebut tidak menimbulkan api maupun ledakan.
Pasca insiden, perusahaan langsung bersinergi dengan PDAM Tirta Mahakam untuk memulihkan sistem pengolahan air bersih. Kepala PDAM Cabang Sangasanga, Maryati, menjelaskan bahwa proses pemulihan mencakup pengurasan dan pembersihan instalasi Water Treatment Plant (WTP) dan reservoir, pembongkaran serta penggantian media filter, hingga pembilasan jaringan distribusi air.
Demi mempercepat proses tersebut, PEP Sangasanga Field memberikan dukungan logistik berupa 13.500 kilogram karbon aktif, 11.800 kilogram pasir silika, dan 1.250 kilogram Poly Aluminium Chloride. Seluruh biaya operasional pembersihan instalasi ditanggung oleh perusahaan.
Pada Selasa, 24 Juni 2025, Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, mengunjungi lokasi kejadian. Ia menyatakan apresiasinya atas langkah-langkah cepat yang telah dilakukan oleh perusahaan dan sinergi dengan pemerintah daerah. “Kita harapkan dalam beberapa hari ke depan layanan air bersih kembali normal. Warga tetap tenang, karena semua sudah ditangani dengan baik,” ujarnya.
Pertamina menyatakan bahwa kejadian seperti ini sudah masuk dalam kategori risiko yang dimitigasi dalam setiap operasi pengeboran. Hingga kini, perusahaan terus berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan operasi migas di wilayah tersebut. (*)