Bravo 13
DPRD Samarinda Minta MBG Tidak Sekadar Bagi-Bagi Makanan, Tapi Juga EdukasiSri Puji Astuti nilai Program Makan Bergizi di Samarinda belum cukup kuat tanpa edukasi gizi dan jaminan keberlanjutan bahan pangan sehat.
Oleh Handoko2025-06-19 00:52:00
DPRD Samarinda Minta MBG Tidak Sekadar Bagi-Bagi Makanan, Tapi Juga Edukasi
Para siswa di salah satu sekolah di Samarinda menyantap makan siang dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan setiap hari. (Istimewa)

BRAVO13.ID, Samarinda - Di sebuah ruang kelas dengan tembok hijau yang mulai kusam, belasan siswa duduk rapi menyantap makanan yang tersaji di nampan stainless. Program Makan Bergizi (MBG) tampak berjalan, setidaknya dari luar. Namun, bagi Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, program ini masih jauh dari kata cukup.

Menurutnya, menyediakan makan gratis tidak otomatis berarti menciptakan generasi yang sehat dan kuat. “Kalau cuma fokus bagi-bagi makanan, ya dampaknya cuma jangka pendek,” ujar Puji saat diwawancarai. Ia menyoroti dua aspek penting yang menurutnya sering terlewatkan dalam implementasi MBG: keberlanjutan pasokan bahan pangan dan edukasi gizi kepada siswa.

Dengan jumlah pelajar dari tingkat TK hingga SMP di Samarinda mencapai sekitar 134 ribu anak, Puji mempertanyakan kesiapan logistik jangka panjang dan sistem pengawasan gizi yang menyeluruh. Ia menekankan bahwa makanan yang dibagikan bukan hanya harus layak konsumsi, tetapi juga sesuai kebutuhan nutrisi harian anak.

Puji menolak jika MBG hanya dipandang sebagai program bantuan sosial semata. Ia berharap program ini bisa menjadi alat transformasi pola makan sejak dini. “Anak-anak perlu tahu kenapa penting makan sayur, protein, dan karbohidrat seimbang. Jangan sampai mereka cuma makan karena lapar, tapi tidak tahu manfaatnya,” ucapnya.

Ia juga meminta pemerintah daerah tidak berhenti di soal pendanaan. Menurutnya, penyempurnaan manajemen program, kualitas menu, dan edukasi langsung kepada siswa harus jadi bagian utuh dari strategi MBG.

Saat ini, MBG baru diterapkan di 19 sekolah di wilayah Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir, dengan 2.582 siswa sebagai penerima manfaat. Setiap porsi makanan dihargai Rp15 ribu dan diproduksi oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), lalu didistribusikan oleh tenaga teknis Badan Gizi Nasional (BGN) dan relawan lokal.

Namun, dengan kebutuhan energi anak usia 4–18 tahun yang bisa mencapai 2.650 kalori per hari, Puji mengingatkan bahwa menu MBG tidak boleh sekadar mengenyangkan. "Kita bicara soal kalori, protein, karbohidrat, hingga zat mikro lain. Itu harus dihitung," tegasnya. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait