BRAVO13.ID, Samarinda - Ketika pesawat Air India 171 jatuh dan terbakar hebat di kawasan padat penduduk, dunia sontak terkejut mengetahui ada satu penumpang yang selamat. Namanya Vishwash Kumar Ramesh. Ia menjadi satu-satunya nyawa yang bertahan dari tragedi maut tersebut.
Vishwash duduk di kursi 11A saat pesawat Boeing 787-8 Dreamliner itu mengalami kecelakaan fatal. Posisi duduknya ternyata menjadi salah satu titik kunci yang membantu menyelamatkan nyawanya.
Profesor Edwin Galea, Direktur Fire Safety Engineering Group di University of Greenwich, menyebut kursi 11A berada sangat dekat dengan pintu darurat nomor dua. Dalam kondisi darurat, kedekatan dengan pintu keluar menjadi sangat penting. "Penumpang bisa saja menyentuh pintu itu langsung dari kursinya," kata Galea.
Ia juga merujuk pada penelitiannya tahun 2006 yang menyimpulkan bahwa penumpang yang duduk dalam lima baris dari pintu keluar memiliki peluang selamat lebih tinggi.
Selain itu, kursi 11A terletak tepat di atas wing box, area tempat sayap menyatu dengan badan pesawat. Ini adalah bagian paling kuat secara struktural. “Ini area dengan struktur paling kokoh di seluruh badan pesawat,” lanjut Galea.
Pendapat itu dikuatkan oleh Prof. John McDermid dari University of York, Ketua Keselamatan Lloyd’s Register. Menurutnya, duduk di atas area sayap memberi perlindungan ekstra saat terjadi benturan hebat.
Faktor tambahan lain adalah posisi awak kabin yang berhadapan langsung dengan 11A. Mereka dilengkapi sabuk harness dan terlatih untuk membuka pintu darurat serta mengevakuasi penumpang dalam waktu 90 detik. Namun, belum diketahui apakah pintu darurat dibuka oleh awak kabin atau oleh Vishwash sendiri.
Ada juga kemungkinan struktur pesawat rusak di titik itu akibat benturan, menciptakan celah yang cukup bagi Vishwash untuk keluar dengan cepat.
Meski para ahli menyebut sejumlah faktor teknis, mereka sepakat bahwa keberuntungan tetap berperan besar. Kecelakaan ini dikategorikan sebagai non-survivable crash, alias insiden yang secara teknis mustahil menyisakan korban selamat. Api besar, kerusakan masif, dan lokasi jatuh di kawasan padat membuat kemungkinan selamat hampir nol.
“Kenapa dia yang selamat, sementara orang yang duduk di 11B, 11C, bahkan 12A, tidak? Vishwash bahkan tidak terluka parah dan mampu menyelamatkan diri. Itu sungguh luar biasa,” tutup Galea.
Kisah Vishwash Kumar Ramesh bukan sekadar soal keberuntungan atau struktur pesawat. Ini tentang titik pertemuan antara sains, insting, dan mukjizat. Sebuah kisah nyata yang akan dikenang dan dikaji dalam dunia penerbangan untuk waktu yang lama. (*)