Bravo 13
SSE Pamer Tank Hybrid dan Kendaraan Tempur Inovatif di Indo Defence 2025Di tengah deru mesin pertahanan, PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) hadirkan P8 LIGHT TANK, tank hybrid pertama Indonesia, di Indo Defence 2025.
Oleh Puji Tri2025-06-12 12:24:00
SSE Pamer Tank Hybrid dan Kendaraan Tempur Inovatif di Indo Defence 2025
SSE Pamer Tank Hybrid dan Kendaraan Tempur Inovatif di Indo Defence 2025.

BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah deru mesin pertahanan, PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) hadirkan P8 LIGHT TANK, tank hybrid pertama Indonesia, di Indo Defence 2025.

Pekatnya aroma logam dan deru mesin berpadu di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta, saat Indo Defence 2025 menjadi etalase megah inovasi pertahanan. Di antara hiruk pikuk pameran, sebuah nama lokal mencuat: PT Sentra Surya Ekajaya (SSE). Perusahaan industri pertahanan ini tak hanya memamerkan deretan kendaraan tempur, melainkan juga menuturkan kisah ambisi dan terobosan anak bangsa dalam merangkai alutsista masa depan.

P8 LIGHT TANK: Senyapnya Harimau di Rimba Operasi

Sorotan utama jatuh pada P8 LIGHT TANK, sebuah prototipe yang diklaim sebagai tank ringan pertama di kelasnya yang mengadopsi teknologi diesel-electric hybrid. Bukan sekadar inovasi, P8 adalah manifestasi dari pemikiran ulang operasi kavaleri modern. Bayangkan sebuah tank yang bergerak nyaris tanpa suara di belantara medan perang, melaju senyap berkat ban karet (rubber track) yang mereduksi jejak suara dan getaran.

"Dengan sistem penggerak hybrid, tank ini memiliki kemampuan silent mode menggunakan tenaga baterai, yang menjadikannya sangat ideal untuk operasi penyusupan atau pengintaian," jelas Pradhana Nugraha, Direktur SSE, pada Rabu (11/6/2025). Suaranya tegas, memancarkan keyakinan pada setiap kata yang terucap. Ia menambahkan, pengembangan P8 bukanlah proyek tunggal, melainkan buah kolaborasi erat antara SSE dengan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) serta riset internal yang tak kenal lelah. Ini adalah cerminan sinergi antara industri dan pengguna, menciptakan alutsista yang benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan.

Dari P6 ATAV hingga P2 TIGER APC: Roda-Roda Penjaga Kedaulatan

Tak hanya P8, jajaran kendaraan tempur lain turut memukau pengunjung pameran. Ada P6 ATAV, varian terbaru dari kendaraan taktis ringan 4x4 yang lebih dari sekadar mobil tempur. Ia adalah benteng bergerak, dilengkapi pelindung balistik STANAG 4569 Level 1 yang menjamin keamanan awak, RCWS (Remote Control Weapon Station) untuk daya gempur presisi, dan sistem pendeteksi tembakan yang sigap memberikan peringatan dini.

Di sampingnya, P2 KM Recon tampil sebagai kendaraan intai ringan yang gesit, dirancang untuk menampung lima personel dalam misi pengintaian yang krusial. Dan tak kalah penting, P2 TIGER APC, sebuah produk kolaborasi strategis dengan perusahaan Prancis Texelis, menggunakan platform 6x6 Celeris. Kendaraan pengangkut personel lapis baja ini tak hanya mengandalkan mobilitas, namun juga dilengkapi turret 20 mm dan sistem kendali senjata jarak jauh, menjadikannya ancaman serius di medan laga.

Apresiasi dan Kolaborasi Menuju Ekosistem Pertahanan Tangguh

Upaya gigih SSE ini mendapat apresiasi langsung dari petinggi militer. Mayjen TNI R. Teguh Wardoyo, Kepala Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD, tak sungkan melontarkan pujian. "P8 LIGHT TANK ini terus kami dorong pengembangannya karena telah melalui tahap prototipe awal. Kami melihat potensi besar kendaraan ini dalam mendukung mobilitas tinggi dan daya gempur satuan kavaleri di masa depan," ujarnya, menggarisbawahi pentingnya inovasi lokal dalam memperkuat pertahanan negara.

Di sela-sela pameran yang sibuk, SSE juga memanfaatkan momentum untuk memperkuat jaringannya. Sejumlah nota kesepahaman (MoU) dan kerja sama diteken dengan mitra-mitra strategis, baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk BRIN, Texelis, KNDS, dan MBDA. Pradhana Nugraha menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah pilar penting dalam membangun ekosistem teknologi pertahanan berbasis otomotif yang tangguh dan berkelanjutan.

Pameran Indo Defence 2025 bagi PT Sentra Surya Ekajaya bukan sekadar ajang unjuk gigi, melainkan deklarasi bahwa industri pertahanan lokal siap mengambil peran lebih besar. Di balik gemuruh mesin dan kilau baja, tersirat optimisme akan masa depan alutsista Indonesia yang mandiri dan berdaya saing global. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait
Tag Terkait