Bravo 13
Pembangunan Pasar Pagi Samarinda Diapresiasi DPRD Kaltim, IPAL dan Hotel Jadi Fasilitas UnggulanSubandi soroti proyek Pasar Pagi Samarinda, desak Pemkot perhatikan keberlanjutan, nasib pedagang, dan transparansi pembangunan.
Oleh Handoko2025-06-10 23:39:00
Pembangunan Pasar Pagi Samarinda Diapresiasi DPRD Kaltim, IPAL dan Hotel Jadi Fasilitas Unggulan
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah geliat pembangunan kota yang terus berubah, wajah lama Pasar Pagi Samarinda kini sedang direkonstruksi. Namun, di balik papan proyek dan desain megah yang dijanjikan, denyut ekonomi para pedagang kecil yang sementara direlokasi justru melemah.

Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Subandi, menaruh perhatian besar terhadap dinamika ini. Ia menyebut proyek pembangunan ulang Pasar Pagi sebagai langkah besar yang menyimpan potensi luar biasa—bukan hanya dalam memperkuat sektor perdagangan dan pariwisata, tetapi juga dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Samarinda secara signifikan.

Namun menurutnya, pembangunan ini tak boleh sekadar dilihat dari sisi fisik. “Pasar ini harus menjadi ikon baru Samarinda. Bukan sekadar tempat jual beli, tapi pusat ekonomi modern yang tertata, bersih, dan mampu menghasilkan PAD yang signifikan,” kata Subandi.

Pasar yang dibangun ulang dengan konsep modern ini akan dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk hotel dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Integrasi infrastruktur tersebut, menurut Subandi, adalah langkah maju dalam menciptakan ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga berkelas dan berwawasan lingkungan.

IPAL sendiri disebut sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan—jarang ditemui dalam proyek revitalisasi pasar tradisional lainnya. Pengelolaan limbah dan penataan yang estetis diharapkan mampu mengubah wajah Pasar Pagi menjadi salah satu pasar terbaik di Kalimantan Timur.

Namun, di tengah perencanaan jangka panjang ini, Subandi mengingatkan agar nasib para pedagang yang kini berada di lokasi penampungan sementara seperti Pasar Grosir, Segiri, dan Mesra, tidak luput dari perhatian. Banyak dari mereka mengeluhkan penurunan omzet dan sepinya pembeli setelah dipindahkan.

“Kami ingatkan agar Pemkot tidak hanya fokus pada pembangunan fisiknya. Pedagang adalah jantung ekonomi pasar. Semakin lama proyek ini molor, semakin berat beban mereka,” tegas Subandi.

Ia mendesak agar proyek ini diselesaikan tepat waktu, serta dikelola dengan transparan dan profesional. Menurutnya, kesuksesan proyek tak cukup dinilai dari kemegahan bangunan, tetapi dari seberapa besar manfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah.

Pemerintah diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara estetika, fungsi ekonomi, dan keadilan sosial dalam membangun ruang publik. Subandi pun menyampaikan harapannya agar Pasar Pagi tidak hanya menjadi simbol kebangkitan ekonomi Samarinda, tetapi juga wujud kota yang tumbuh tanpa meninggalkan siapa pun di belakang. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait