Bravo 13
DPRD Kaltim Soroti Ancaman Alih Fungsi Lahan, Dorong Kebijakan Proteksi PertanianSarkowi V Zahry desak regulasi perlindungan lahan pertanian Kaltim untuk cegah krisis pangan akibat alih fungsi ke tambang dan perkebunan.
Oleh Handoko2025-06-10 23:30:00
DPRD Kaltim Soroti Ancaman Alih Fungsi Lahan, Dorong Kebijakan Proteksi Pertanian
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Samarinda - Hamparan lahan hijau yang dulu menjadi tumpuan hidup petani di Kalimantan Timur perlahan menghilang, berganti dengan jejak alat berat dan barisan pohon sawit. Di tengah situasi yang kian mengkhawatirkan ini, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, menyuarakan kegelisahan yang menurutnya sudah terlalu lama diabaikan.

"Kita tidak bisa bicara swasembada pangan kalau lahannya terus menyusut setiap tahun," tegas Sarkowi dalam pernyataan terbarunya di Samarinda. Ia menilai, degradasi lahan pertanian akibat ekspansi tambang dan sawit bukan sekadar fenomena ekonomi, melainkan ancaman serius bagi arah pembangunan jangka panjang di Kaltim.

Menurutnya, alih fungsi lahan subur semakin tak terkendali karena lemahnya regulasi di tingkat daerah. Kondisi ini membuat banyak petani dan pemilik lahan tergoda untuk beralih ke sektor yang lebih menguntungkan secara instan, tetapi menyimpan risiko tinggi bagi ketahanan pangan daerah.

“Ini bukan sekadar soal petani menjual lahannya, tetapi menyangkut arah pembangunan kita mau ke mana,” ungkap legislator asal Partai Golkar tersebut.

Sarkowi menilai sudah saatnya ada tindakan tegas dari pemerintah, bukan hanya dalam bentuk seruan moral, tetapi melalui perangkat hukum yang jelas dan mengikat. Ia mewanti-wanti bahwa krisis pangan bukan datang dari ketergantungan terhadap pasokan luar, tapi dari kegagalan negara dalam melindungi sumber daya dasarnya sendiri: lahan pertanian.

Dalam pernyataannya, Sarkowi juga menyoroti lemahnya sistem pendataan pertanian. Ia menyebutkan bahwa tanpa data lahan yang akurat, perencanaan produksi pangan tidak akan pernah mencapai hasil maksimal. “Kita butuh data yang presisi. Jangan hanya bicara target, tapi lahan realnya kita tidak tahu,” katanya.

Sebagai langkah konkret, Sarkowi mendorong pencetakan sawah baru di titik-titik strategis. Ia juga mengusulkan penyusunan kebijakan perlindungan lahan pertanian abadi yang akan menjadi penyangga utama kedaulatan pangan daerah ke depan.

“Langkah tersebut jauh lebih penting daripada terus memperluas sektor ekstraktif di daerah. Kita harus segera mengaudit kembali ketersediaan lahan,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan bahwa pembangunan seharusnya tidak hanya dilihat dari keuntungan jangka pendek. “Kalau semua habis untuk tambang dan sawit, generasi mendatang mau makan apa? Sekarang adalah waktunya kita bertindak, sebelum semuanya terlambat,” tandasnya.

Melalui pernyataan tersebut, Sarkowi V Zahry berharap ada kesadaran kolektif dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk memprioritaskan perlindungan lahan pertanian sebagai fondasi masa depan pangan Kalimantan Timur. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait