
BRAVO13.ID, Samarinda — Di sudut-sudut kota dan pinggiran permukiman, masih banyak anak yang harus meninggalkan bangku sekolah karena alasan yang sama: kemiskinan. Ketika pendidikan menjadi barang mahal, hadirnya gagasan Sekolah Rakyat yang digulirkan Kementerian Sosial RI menyulut harapan baru—terutama bagi mereka yang selama ini tercecer dari sistem pendidikan formal.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menyambut hangat rencana tersebut. Baginya, Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan alternatif, tetapi bisa menjadi langkah konkret dalam mengatasi kesenjangan pendidikan di daerah-daerah yang tingkat kemiskinannya masih tinggi.
“Sekolah ini dirancang khusus untuk menjangkau anak-anak yang selama ini terkendala masalah biaya dan tidak bisa melanjutkan pendidikan formal,” ujar Novan kepada wartawan, Senin (9/6/2025).
Ia menekankan, kehadiran Sekolah Rakyat selaras dengan semangat konstitusi yang menjamin hak setiap warga negara atas pendidikan yang layak dan merata. Terlebih di Samarinda, tantangan untuk memperluas akses pendidikan berkualitas masih menjadi agenda penting, terutama bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Masih banyak anak-anak kita yang terpaksa putus sekolah karena orangtuanya tak mampu membayar seragam, buku, atau iuran lainnya. Program ini bisa menghapus hambatan itu,” tegas Novan.
Meski regulasi teknisnya masih menunggu petunjuk resmi dari kementerian, Novan menyatakan optimisme bahwa Samarinda dapat menjadi daerah pelopor penerapan Sekolah Rakyat di Kalimantan Timur. Ia menyebut kesiapan kota ini dalam hal dukungan infrastruktur pendidikan dan komitmen para pemangku kebijakan lokal.
“Kami di DPRD akan mengawal penuh agar proses implementasinya berjalan optimal dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” imbuhnya.
Novan juga berharap keberhasilan program ini di Samarinda bisa menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain. Ia menilai bahwa Sekolah Rakyat berpotensi tidak hanya memperluas akses pendidikan, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan sumber daya manusia secara berkelanjutan di provinsi ini.
“Jika program ini berhasil, bukan hanya membuka pintu harapan bagi anak-anak Samarinda, tapi juga membawa perubahan positif bagi sistem pendidikan kita secara menyeluruh,” pungkasnya. (adv)