
BRAVO13.ID, Samarinda — Ruang kelas yang semestinya menjadi tempat belajar dengan aman dan nyaman, kini tak luput dari ancaman kekerasan. Bukan hanya antar pelajar, namun juga terhadap mereka yang seharusnya dihormati: para guru. Fenomena ini memicu keprihatinan mendalam dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie.
Pada Rabu, 4 Juni 2025, Novan menyatakan bahwa kekerasan terhadap tenaga pendidik bukanlah masalah sepele. Ia menilai, insiden semacam itu dapat mengganggu kinerja guru dan menciptakan atmosfer tidak sehat di lingkungan pendidikan. “Guru seharusnya bisa menjalankan tugasnya dengan nyaman dan aman, tanpa harus merasa terintimidasi,” ujarnya.
Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas pihak—pemerintah daerah, masyarakat, dan sekolah—dalam menciptakan ruang yang aman bagi seluruh warga sekolah. Menurut Novan, pencegahan tidak bisa diserahkan hanya kepada satu pihak. Diperlukan keterlibatan kolektif agar lingkungan belajar benar-benar melindungi, bukan melukai.
“Kami berharap, ke depan tidak ada lagi kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, baik antar pelajar maupun terhadap guru. Kami akan terus bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan Kota Samarinda,” jelasnya.
Komitmen DPRD Samarinda, kata Novan, mencakup dukungan terhadap kebijakan perlindungan tenaga pendidik sebagai bagian dari pembenahan ekosistem pendidikan. Ia menyebut perlindungan guru bukan hanya soal keamanan fisik, tapi juga jaminan psikologis agar mereka dapat mengajar dengan optimal.
“Kami mendorong agar seluruh pemerintah daerah lebih serius memperhatikan aspek keamanan bagi para guru, demi menjaga kualitas pendidikan yang kini menghadapi tantangan semakin kompleks,” tutup Novan. (adv)