BRAVO13.ID, Samarinda - Di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), 44 desa dan kelurahan telah menggelar musyawarah untuk membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, dengan empat di antaranya—Teluk Bingkai, Lamin Telihan, Tanah Datar, dan Beloro—sudah mengantongi akta pendirian. Langkah ini, yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, menjadi bagian dari percepatan pembentukan koperasi di 237 desa dan kelurahan di Kukar, seperti yang diumumkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) pada Sabtu (24/5/2025). Di balik angka-angka ini, ada harapan besar: koperasi yang tidak hanya menyediakan simpan pinjam, tetapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi lokal.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, hadir di kantor Gubernur Kalimantan Timur pada hari yang sama, memuji langkah nyata Pemerintah Provinsi Kaltim dan kabupaten/kota. Dalam dialog percepatan musyawarah desa, ia menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih harus melampaui fungsi tradisional koperasi. “Ini bukan sekadar unit simpan pinjam,” katanya di hadapan puluhan perwakilan desa. “Koperasi ini harus menjawab kebutuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mencegah urbanisasi berlebihan ke kota.” Ia melihat Kaltim sebagai model nasional, berkat sinergi kuat antara pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan masyarakat.
Di lapangan, warga desa seperti di Kenohan, Kembang Janggut, hingga Tenggarong Seberang telah duduk bersama, memetakan lokasi koperasi dan merancang pengelolaannya. Setiap Kopdes Merah Putih dirancang memiliki enam gerai utama: sembako, apotek desa, klinik desa, kantor koperasi, unit simpan pinjam, dan pergudangan atau cold storage. “Kami ingin memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi tanpa harus ke kota,” jelas Asmi Riyandi Elvandar, Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa DPMD Kukar. Ia menambahkan, kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kukar menjadi kunci untuk pembinaan dan keberlanjutan.
Proses ini tidak tanpa hambatan. Pemahaman warga tentang koperasi masih terbatas di beberapa desa, dan sumber daya manusia menjadi tantangan. Namun, semangat gotong royong terlihat jelas. “Kami ingin seluruh masyarakat desa, dari petani hingga nelayan, jadi anggota koperasi,” kata Riyandi. Ia membayangkan Kopdes Merah Putih menjadi wadah yang memberdayakan UMKM dan memperkuat ekonomi akar rumput.
Acara di kantor Gubernur ditutup dengan nada optimistis. Ferry menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk keberlanjutan Kopdes. “Ini gerakan masyarakat, bukan hanya program pemerintah,” katanya. Hingga 24 Mei 2025, capaian Kukar dengan 44 musyawarah desa dan empat akta pendirian menjadi bukti bahwa Kaltim serius mewujudkan visi tersebut. “Kami akan terus mendukung agar Kopdes Merah Putih menjadi tulang punggung ekonomi desa di seluruh Indonesia,” tutup Ferry, meninggalkan harapan bahwa langkah kecil ini akan membawa perubahan besar. (adv)