
BRAVO13.ID, Kota Bangun Darat - Gema gong menggema di atas panggung terbuka Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, saat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menutup rangkaian Festival Budaya Kutai Adat Lawas "Nutuk Beham", Minggu (11/5/2025).
Penutupan festival yang berlangsung selama empat hari ini menjadi penanda komitmen daerah dalam menjaga warisan budaya leluhur yang masih hidup di tengah masyarakat adat Kutai. Sebagai bentuk penghargaan, Bupati Edi juga menyerahkan piagam kepada Kepala Desa dan pemangku adat yang selama ini menjadi penjaga tradisi.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat daerah, termasuk Kepala DPMD Kukar Arianto, Plt Kepala Dispar Kukar Aji Ali Husni, Plt Kepala Dinas Perkim M. Aidil, Camat Kota Bangun Darat Zulkifli, serta Anggota DPRD Kukar Budi Fahmi.
Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Kedang Ipil yang telah menjaga dan menghidupkan tradisi adat secara turun-temurun. Ia menegaskan bahwa Festival Nutuk Beham bukan hanya seremonial tahunan, tetapi juga bagian dari identitas kultural Kukar yang harus dijaga bersama.
“Festival ini merupakan bagian dari upaya kita menjaga kekayaan budaya warisan leluhur. Tradisi seperti ini bukan hanya layak dikenang, tetapi juga dirayakan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Edi juga menegaskan bahwa Nutuk Beham kini telah masuk dalam kalender resmi Kukar Kaya Festival (KKF), sebagai bagian dari strategi pembangunan Kukar Idaman 2021–2026. Festival ini difasilitasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kolaborasi lintas pihak mulai dari pemerintah desa, komunitas seni, hingga pemangku adat.
Ia menyatakan bahwa keberadaan Nutuk Beham menjadi bukti bahwa pembangunan tidak hanya sebatas infrastruktur, tapi juga menyentuh aspek kebudayaan. Komitmen pemerintah daerah, menurutnya, tak akan berhenti sebatas dukungan moral, tetapi juga dukungan kebijakan dan anggaran.
“Seluruh tradisi adat adalah wujud dari kearifan lokal yang harus dijaga nilainya. Setiap pakem yang diwariskan leluhur mengandung filosofi kehidupan yang penting kita rawat,” tegas Edi.
Penutupan festival juga dimeriahkan oleh penampilan kelompok seni yang menampilkan tarian perpaduan antara elemen tradisional dan modern, menunjukkan bahwa budaya bisa terus berkembang tanpa kehilangan jati diri. (adv)