
BRAVO13.ID, Samarinda - Ibu Kota Kaltim, Samarinda, pada Senin pagi 5 Mei 2025, menjadi panggung bagi para pemangku kepentingan daerah untuk menyuarakan komitmen dalam mendukung pendidikan inklusif. Studio 2 TVRI Kaltim menjadi tempat digelarnya "Dialog Publika", sebuah forum diskusi tematik yang kali ini mengangkat tema "Wujudkan Sekolah Rakyat di Kaltim".
Hadir sebagai salah satu narasumber kunci, Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Kartanegara Dr. H Sunggono, duduk sejajar dengan Kadis Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak, Kadisdikbud Kota Samarinda Alsi Nuryadin, serta Sekda Penajam Paser Utara Tohar. Dialog ini juga menghadirkan Prof. Susilo, pengamat pendidikan dari Universitas Mulawarman, yang bergabung secara daring.
Diskusi yang dipandu jurnalis Dwi Rahma tersebut menggali kesiapan teknis dan kebijakan sejumlah daerah di Kaltim sebagai calon lokasi pembangunan Sekolah Rakyat—program pendidikan gratis berasrama yang diinisiasi Kementerian Sosial RI untuk anak-anak dari keluarga miskin dan rentan.
Usai acara, Sunggono menyampaikan apresiasinya atas prakarsa dialog ini. Menurutnya, forum tersebut memberi ruang bagi pemerintah kabupaten dan kota untuk menyampaikan kesiapan, sekaligus menyosialisasikan usulan lokasi pembangunan sekolah rakyat.
“Alhamdulillah, hari ini kita dapat menjelaskan secara terbuka rencana pendirian Sekolah Rakyat di Kukar, sekaligus mendengar kesiapan dari daerah lain,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa Pemkab Kukar telah mengusulkan dua lokasi sebagai calon tempat berdirinya Sekolah Rakyat, yakni di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Muara Badak. Secara teknis, salah satu lokasi yang diusulkan adalah bangunan aset Pemerintah Provinsi Kaltim di Muara Badak, yang selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal.
“Ada ruang belajar, ruang guru, asrama untuk siswa dan pengajar. Fasilitas itu sebenarnya sangat potensial jika bisa dialihfungsikan untuk sekolah rakyat,” jelasnya.
Pemkab Kukar berharap Pemprov Kaltim mendukung pemanfaatan aset tersebut sebagai fondasi pendirian Sekolah Rakyat. Sunggono menyebut hal ini sebagai langkah strategis dalam mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberdayakan anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Saat ditanya soal tahap pembangunan, Sunggono menyebut saat ini pihaknya masih menunggu verifikasi lapangan dari tim pusat sebelum proses fisik dimulai.
Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan inisiatif Kemensos RI yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Sekolah ini dirancang sebagai institusi pendidikan berasrama, guna memutus mata rantai kemiskinan melalui layanan pendidikan yang setara dan berkualitas. (adv)