BRAVO13.ID, Tenggarong - Satu dekade lalu, warga Desa Muara Enggelam hanya bisa mengandalkan genset untuk menyalakan lampu di malam hari. Kini, desa yang terletak di tepian Danau Melintang, Kecamatan Muara Wis, telah sepenuhnya menikmati listrik stabil dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal yang dikelola secara mandiri oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Transformasi ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan energi berbasis komunitas bukan sekadar wacana. Di Kutai Kartanegara (Kukar), model ini mulai diterapkan secara luas oleh pemerintah kabupaten melalui skema pemberdayaan desa, dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) sebagai penggeraknya.
“BUMDes yang mengelola harus benar-benar siap dan profesional. Keberhasilan ini sangat ditentukan oleh kesiapan desa dan kecamatan,” kata Kepala DPMD Kukar, Arianto, saat ditemui usai forum evaluasi program energi desa.
Ia menjelaskan, peran BUMDes tak hanya terbatas pada pemeliharaan sistem PLTS, tetapi juga mencakup pengelolaan keuangan hingga optimalisasi pendapatan desa. Dalam kasus Muara Enggelam, listrik yang semula hanya tersedia secara terbatas kini mampu menjangkau seluruh warga, sekaligus menciptakan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) baru.
Penguatan kapasitas listrik dilakukan bertahap. BUMDes setempat diketahui telah mengalokasikan sekitar Rp400 juta untuk pengadaan baterai cadangan guna meningkatkan ketahanan energi. Langkah ini turut didukung Pemerintah Kabupaten Kukar lewat kucuran dana Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) senilai Rp4 miliar pada akhir 2024, yang diperuntukkan bagi peningkatan daya PLTS.
Menurut Arianto, keberhasilan Muara Enggelam dapat menjadi rujukan bagi desa lain yang masih menghadapi keterbatasan akses listrik. “Ini memberi manfaat nyata tidak hanya bagi warga, tapi juga untuk keberlanjutan pembangunan desa,” ujarnya.
Model PLTS komunal yang dikelola BUMDes menjadi salah satu strategi Pemkab Kukar dalam mewujudkan energi berkeadilan, terutama di wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional. Melalui pendekatan ini, desa-desa terpencil didorong untuk mandiri secara energi sekaligus berdaya secara ekonomi. (adv)