Bravo 13
Program MBG Jadi Strategi Baru Kukar Dorong Produksi Pangan Lokal DesaDPMD Kukar arahkan 193 desa terlibat dalam program MBG, dengan target perluasan pasokan pangan lokal dan penguatan ekonomi desa berbasis BUMDes.
Oleh Handoko2025-05-15 19:28:00
Program MBG Jadi Strategi Baru Kukar Dorong Produksi Pangan Lokal Desa
Siswa sekolah dasar menikmati menu makan siang bergizi dalam program pemenuhan gizi anak usia sekolah yang diselenggarakan di berbagai daerah. (Kontributor Bravo13.id)

BRAVO13.ID, Tenggarong - Pagi itu, suasana di ruang kelas sekolah dasar di Tenggarong berbeda dari biasanya. Di atas meja-meja kayu yang sudah mulai aus, nampak baki makan stainless steel berisi nasi, sayur, lauk, dan buah segar. Di antara tawa anak-anak dan denting sendok, tersembunyi sebuah transformasi senyap: desa mulai jadi penopang utama dapur sekolah.

Sejak diluncurkan pada 17 Februari 2025, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau enam sekolah di Kecamatan Tenggarong—empat SD (SDN 001, 003, 011, dan 018) serta dua SMP (SMPN 1 dan 2). Sekitar 3.310 siswa kini merasakan langsung manfaat makanan sehat yang disediakan setiap hari.

Namun di balik penyajian menu bergizi itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah menyusun fondasi jangka panjang agar program ini tak sekadar berlangsung, tapi juga berkelanjutan. Salah satunya dengan melibatkan 193 pemerintah desa untuk ikut menjadi penyedia bahan pangan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Kami sedang menyiapkan mekanisme agar BUMDes dapat terlibat langsung sebagai penyedia bahan baku MBG,” ujar Arianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, baru-baru ini. Menurutnya, peran desa sangat krusial dalam menjaga kesinambungan suplai makanan bergizi bagi anak sekolah.

Pelibatan BUMDes bukan tanpa dasar. Mengacu pada kebijakan mandatory spending dari pemerintah pusat, desa-desa mendapat Dana Desa (DD) dengan ketentuan 20 persen di antaranya wajib dialokasikan untuk ketahanan pangan. Dana inilah yang bisa digunakan sebagai penyertaan modal bagi BUMDes, khususnya yang bergerak di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Kami masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Desa dan Badan Gizi Nasional, tapi prinsipnya program ini bisa menggerakkan ekonomi desa dan menjamin gizi anak-anak,” jelas Arianto.

Menurutnya, peluang ini bukan hanya mendukung MBG, tetapi juga membangun sistem produksi pangan lokal yang mandiri dan berkelanjutan. Sebab potensi desa di Kukar beragam: dari telur dan ikan, hingga sayuran segar dan hasil olahan pangan lainnya.

DPMD Kukar optimistis bahwa sinergi antara desa, sekolah, dan pemerintah kabupaten akan menjadi motor perluasan program MBG ke seluruh kecamatan. “Langkah awal sudah berjalan di Tenggarong, dan ini akan jadi model bagi kecamatan lain. Sinergi dari bawah adalah kekuatan utama kita,” pungkas Arianto. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait